Jumat, 17 Mei 2013

Bahaya perang pemikiran di akhir zaman



Proyek_Zionis_AS_Hancurkan_Islam
 
 
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu (QS. Al-Baqrah [02]: 120).
Ayat di atas dengan begitu jelasnya mengingatkan kita akan kebencian dan permusuhan yahudi dan tentara salib nashrani yang mendarah-daging terhadap umat Islam. Maka berbagai cara mereka laksanakan untuk menghancurkan umat Muhammad Shallahu Alaihi Was Sallam. Diantara strategi yang mereka lancarkan adalah Gozwul Fikriy atau yang lebih sederhana kita kenal dengan istilah perang pemikiran yaitu usaha untuk menjauhkan umat dari akidah yang lurus.
Dalam bahasa Arab, perang pemikiran dikenal dengan istilah الغزو الفكري, yaitu berbagai upaya yang dilakukan oleh satu bangsa untuk menguasai bangsa lain dengan merubah pandangan hidup dan pemikirannya. Dalam konteks perang yang dilancarkan yahudi dan tentara salib adalah upaya mereka untuk merusak akidah umat yang lurus dengan subhat-subhat seperti demokrasi, nasionalisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme, HAM dan aneka ragam pemikiran yang diciptakan kebudayaan mereka. Tidak dapat dipungkiri posisi akidah Islamiyah yang lurus bagi umat Muhammad adalah seperti motor yang menggerakkan jihad perlawanan mereka melawan musuh-musuh Allah, artinya dengan rusaknya akidah Islamiyah tersebut maka lumpuhlah perlawanan umat yang selanjutnya umat dapat ditaklukan dengan begitu mudahnya.
Perang Pemikiran ini lebih berbahaya ketimbang perang militer (Al-Ghazwu Al-‘Askarī), karena “perang pemikiran” berjalan secara “rahasia” dan terprogram rapi. Sehingga, umat tidak merasa sedang diperangi. Wal-hasil, dapat ditebak hasilnya umat terbius dan terlena tanpa ruh perlawanan yang membangkitkan. Oleh karenanya terkadang perubahan ekstrim dan radikal sangat dibutuhkan umat yang terlelap ini. Dibutuhkan aksi yang sangat radikal bahkan untuk memaksa singa yang terlelap ini untuk bangkit dan melakukan perlawanan.
Bahkan untuk kasus Indonesia, orang Indonesia tidak akan bangkit berjihad kecuali sudah benar-benar melihat dengan mata kepalanya sendiri saudara seimannya bersimbah darah dibantai musuh. Maka untuk umat Islam Indonesia memang harus ada perubahan yang sangat radikal agar dapat membangunkan mereka dari tidur panjangnya.
Dalam beberapa kasus diberbagai negara kaum Muslimin, perang pemikiran bahkan tidak dapat dibendung di sana. Akibatnya kaum Muslimin di negara tersebut menderita sakit pemikiran. Diantara mereka bahkan menanggalkan identitas Islamnya dengan suka rela, Astaghfirullah.
Sudah rahasia umum kalau kalangan non Muslim sangat terbiasa melakukan praktik ini. Tujuan mereka mengajak umat lain untuk “menghilangkan” Khosois Hayah Islamiyah, karakteristik kehidupan Islami. Mengalihkan umat Islam agar tidak berpegang kepada akidah Islamiyah dan akhlaq Islamiy. Biasanya, sasaran “perang pemikiran” adalah fondasi Islam, yaitu: tauhid, akidah, syariat, al-qur’an, sunnah nabawiyah, ekonomi, sistem pemerintahan, sistem pendidikan. Melalui “perang pemikiran”, seseorang tak harus berganti agama, misalnya dari Islam menjadi Nashrani. Namun, dengan “perang pemikiran”, seseorang akan bisa kehilangan karakteristik kehidupan Islami-nya dia akan menjadi nashrani sebelum benar-benar merubah KTP nya menjadi nashrani tulen.
Perhatikan perkataan Ibnu Kholdun berikut:
…أَنَّ المــَغْلُوْبَ مُوْلَعٌ أَبَدًا بِالاِقْتِدَاءِ بِالْغَالِبِ فِى شِعَارِهِ وَزِيِّهِ وَنِحْلَتِهِ وَسَائِرِ أَحْوَالِهِ وَعَوَائِدِهِ
“…bangsa yang ditaklukan akan selalu membebek bangsa penakluknya, baik dalam: syiarnya- motto hidup, mode busananya, kepercayaannya, tindak-tanduknya bahkan kebiasaan sehari-hari.”
Apa yang dikatakan Ibnu Kholdun benar-benar terjadi hari ini. Subhanallah, umat Islam telah membebek dalam idiologi, terjebak dengan lumpur demokrasi, mode busana yang mengacu kepada rumah mode Paris, bahkan trend yang berkembang diantara pemuda-pemudi Muslim adalah trend yang membebek kepada yahudi dan nasharani. Sungguh benar yang disampaikan Rasulullah SAW:
“Sungguh kalian akan mengikuti sunnah-sunnah umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta”.
Ya Allah selamatkanlah para muwahhid dari bara subhat pemikiran demokrasi kafir.
Wallahu’alam bis Showab!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar harus menggunakan kata-kata yang sopan.