Banyak sekali berita tentang kehadiran orang yang mengaku sebagai nabi
atau imam mahdi di akhir akhir ini. Sesungguhnya fenomena apa yang
menyebabkan hal ini terjadi? KKemungkinan besar karena orang sepertinya
mencari sandaran baru. Mencari sesuatu yang baru ini dikarenakan sudah
jenuh dengan keadaan yang ada. Namun sesungguhnya, mengapa mesti mencari
sandaran di luar diri? Mereka lupa bahwa dirinya di huni oleh keagungan
ilahi. Satu satunya wujud nyata keberadaan Nya adalah pada diri
manusia. Tergantung bagaimana diri si manusia menunjukkan bukti ini.
Lupa akan jati dirinya membuat manusia mencari sandaran di luar diri.
Kita lupa bahwa nabi merupakan contoh nyata bahwa manusia bisa menjadi
manusia yang Agung dan suci. Bersandar pada orang lain membuktikan kita
masih tertidur, belum sadar akan jati dirinya. Kesadaran akan jati diri
akan membangkitkan potensi yang terpendam. Setiap manusia memiliki
potensi yang sama. Potensi tersebut ibarat biji yang tertanam dan tidak
bisa berkembang tumbuh menjadi pohon jika tidak diupayakan sendiri.
Bagaimana kita bisa tahu? Setiap zaman dapat dipastikan hadirnya utusan.
Keterbukaan diri yang dibutuhkan untuk menyadari kehadiran utusan
Tuhan.
Namun disebabkan pergaulan yang tidak menunjang, akhirnya kita tidak
bisa membuka diri. Hipnotis massal yang mengakibatkan kita tertidur dan
sangat nyaman dengan kondisi ini sehingga kita mematikan potensi
keilahian tersebut. Siapa yang bertanggung jawab terhadap kebangkitan
jiwa Agung di dalam diri? Bukan orang lain, kita sendiri. Karena
sesungguhnya kita mesti bertanggung jawab atas kebebasan jiwa dari
sangkar mind. Kita tidak sadar oleh hipnotis lingkungan kita sehingga
berakibat tidak tumbuhnya biji kesadaran menjadi pohon kesadaran.
Dari dulu kita diberitahu adanya Satrio piningit atau imam mahdi yang
datang untuk menyelamatkan manusia. Siapakah Satrio piningit atau imam
mahdi tersebut? Bukan lain orang, itulah diri sendiri. Satrio adalah
sifat atau watak yang berbudi luhur. Kemuliaan diri ini secara alami
sesungguhnya sudah ada dalam diri kita. Potensi ini selama ini tertutup
oleh pengaruh lingkungan. Pergaulan yang tidak menunjang agar jiwa
Satria yang ada dalam diri. Oleh karenanya banyak nasehat agar kita
menjaga pergaulan. Bergaul lah dengan mereka yang sudah bangkit
kesadaran akan jati dirinya. Jauhilah pergaulan yang tidak menunjang
pembangkitan kesadaran diri.
Jiwa Satria yang ada dalam diri tetap ter 'pingit' atau tersembunyi jika
tidak digali atau dimunculkan. Kita sendiri pembunuh jiwa Satria yang
ada dalam diri jika tidak mau bergaul dengan orang yang sudah mampu
membangkitkan jiwa Satria keilahian dalam diri.
Jika kita mau, pasti alam akan mendukung kebangkitan sang Satria
piningit atau tersembunyi. Karena itu lah potensi diri yang satu dan
sama setiap insan. Kesadaran akan adanya biji yang mulia dalam diri
mengakibatkan kita tidak lagi percaya akan Satrio piningit atau imam
mahdi di luar diri. Imam mahdi hanya ada dalam diri sendiri. Bukan di
luar diri. Tidak perlu silau dengan mereka yang mengaku sebagai imam
mahdi atau Satrio piningit. Mereka laku karena kita mendengarkan kata
mereka. Keberadaan mereka akan punah dengan sendirinya jika tidak ada
yang mau mendengarkan kata mereka. Mulailah berjalan ke dalam diri, dan
jadilah imam mahdi atau Satrio piningit bagi diri sendiri. Tidak adanya
gunanya pamer, karena ini bukan sesuatu yang mesti dipamerkan. Jika
sedikitpun ada keinginan untuk pamer, berarti Anda belum bisa menjadi
imam mahdi atau Satrio piningit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar harus menggunakan kata-kata yang sopan.