Selasa, 10 Desember 2013

Awan gunung merapi mirip Petruk

Yah, memang... Berita ini sudah sangat lama banget dibahas. Ya, tapi saya sekarang akan membahas ini. Itung-itung juga untuk menambah postingan di bulan Desember ini, bulan akhir tahun 2013. Kalian pasti sudah pernah mendengar berita tentang meletusnya gunung merapi yang awannya mirip Petruk kan? Yang kaya gini...

http://balonggebang.files.wordpress.com/2010/11/mbah-petruk-dal.jpg 

Jadi dengan foto itu, para warga berkata kalau katanya Mbah Petruk sedang marah kepada rakyat, dan melampiaskan kemarahannya lewat letusan gunung seperti gambar diatas. Apakah memang benar atau cuma kebohongan? Ya, jangan tanya saya.

Anehnya, dalam menyikapi hal itu penduduk mengadakan sebuah upacara untuk meredam amarah mbah petruk dengan cara mengorbankan seekor sapi kemudian diusung ke lereng gunung Merapi. setelah diusung ke lereng gunung, kepala sapi, dan kaki sapi dipotong dan ditanam di tanah lereng gunung merapi sedangkan dagingnya dibagi-bagikan ke orang-orang.

Gunung Merapi juga dipercaya sebagai tempat keraton makhluk halus. Panembahan Senopati pendiri kerajaan Mataram memperoleh kemenangan dalam perang melawan kerajaan Pajang dengan bantuan penguasa Merapi. Gunung Merapi meletus hingga menewaskan pasukan tentara Pajang, sisanya lari pontang-panting ketakutan. Penduduk yakin bahwa Gunung Merapi selain dihuni oleh manusia juga dihuni oleh makhluk- makhluk lainnya yang mereka sebut sebagai bangsa alus atau makhluk halus.
Penduduk di daerah Gunung Merapi mempunyai kepercayaan tentang adanya tempat-tempat angker atau sakral. Tempat angker tersebut dipercayai sebagai tempat-tempat yang telah dijaga oleh mahkluk halus, dimana itu tidak dapat diganggu dan tempat tersebut mempunyai kekuatan gaib yang harus dihormati. Penduduk pantang untuk melakukan kegiatan seperti menebang pohon, merumput dan mengambil ataupun memindahkan benda-benda yang ada di daerah tersebut. Selain pantangan tersebut ada juga pantangan untuk tidak berbicara kotor, kencing atau buang air besar, karena akan mengakibatkan rasa tersinggung makhluk halus yang mendiami daerah itu.

Tempat-tempat yang paling angker di Gunung Merapi adalah kawah Merapi sebagai istana dan pusat keraton makhluk halus Gunung Merapi. Di bawah puncak Gunung Merapi ada daerah batuan dan pasir yang bernama “Pasar Bubrah” yang oleh masyarakat dipercaya sebagai tempat yang sangat angker. “Pasar Bubrah” tersebut dipercaya masyarakat sebagai pasar besar Keraton Merapi dan pada batu besar yang berserakan di daerah itu dianggap sebagai warung dan meja kursi makhluk halus.
Bagian dari keraton makhluk halus Merapi yang dianggap angker adalah Gunung Wutoh yang digunakan sebagai pintu gerbang utama Keraton Merapi. Gunung Wutoh dijaga oleh makhluk halus yaitu “Nyai Gadung Melati” yang bertugas melindungi linkungan di daerah gunungnya termasuk tanaman serta hewan.

Selain tempat yang berhubungan langsung dengan Keraton Merapi ada juga tempat lain yang dianggap angker. Daerah sekitar makam Sjech Djumadil Qubro merupakan tempat angker karena makamnya adalah makam untuk nenek moyang penduduk dan itu harus dihormati.

Selanjutnya tempat-tempat lain seperti di hutan, sumber air, petilasan, sungai dan jurang juga dianggap angker. Beberapa hutan yang dianggap angker yaitu “Hutan Patuk Alap-alap” dimana tempat tersebut digunakan untuk tempat penggembalaan ternak milik Keraton Merapi, “Hutan Gamelan dan Bingungan” serta “Hutan Pijen dadn Blumbang”. Bukit Turgo, Plawangan, Telaga putri, Muncar, Goa Jepang, Umbul Temanten, Bebeng, Ringin Putih dan Watu Gajah.

Beberapa jenis binatang keramat tinggal di hutan sekeliling Gunung Merapi dimiliki oleh Eyang Merapi. Binatang hutan, terutama macan putih yang tinggal di hutan Blumbang, pantang ditangkap atau dibunuh. Selanjautnya kuda yang tinggal di hutan Patuk Alap-alap, di sekitar Gunung Wutoh, dan di antara Gunung Selokopo Ngisor dan Gunung Gajah Mungkur adalah dianggap/dipakai oleh rakyat Keraton Makhluk Halus Merapi sebagai binatang tunggangan dan penarik kereta.
Di puncak Merapi ada sebuah Keraton yang mirip dengan keraton Mataram, sehingga di sini ada organisasi sendiri yang mengatur hirarki pemerintahan dengan segala atribut dan aktivitasnya. Keraton Merapi itu menurut kepercayaan masyarakat setempat diperintah oleh kakak beradik yaitu Empu Rama dan Empu Permadi.

Seperti halnya pemerintahan sebagai sebagai Kepala Negara (Empu Rama dan Empu Permadi) melimpahkan kekuasaannya kepada Kyai Sapu Jagad yang bertugas mengatur keadaan alam Gunung Merapi. Berikutnya ada juga Nyai Gadung Melati, tokoh ini bertugas memelihara kehijauan tanaman Merapi. Ada Kartadimeja yang bertugas memelihara ternak keraton dan sebagai komando pasukan makhluk halus. Ia merupakan tokoh yang paling terkenal dan disukai penduduk karena acapkali memberi tahu kapan Merapi akan meletus dan apa yang harus dilakukan penduduk untuk menyelamatkan diri. Tokoh berikutnya Kyai Petruk yang dikenal sebagai salah satu prajurit Merapi.
Begitu besarnya jasa-jasa yang telah diberikan oleh tokoh-tokoh penghuni Gunung Merapi, maka sebagai wujud kecintaan mereka dan terima kasih terhadap Gunung Merapi masyarakat di sekitar Gunung Merapi memberikan suatu upeti yaitu dalam bentuk upacara-upacara ritual keagamaan. Sudah menjadi tradisi keagamaan orang Jawa yaitu dengan mengadakan selamatan atau wilujengan, dengan melakukan upacara keagamaan dan tindakan keramat.

Upacara Selamatan Labuhan diadakan secara rutin setiap tahun pada tanggal kelahiran Sri Sultan Hamengku Buwono X yakni tanggal 30 Rajab. Upacara dipusatkan di dusun Kinahrejo desa Umbulharjo. Di sinilah tinggal sosok Mbah Marijan sebagai juru kunci Gunung Merapi yang sering bertugas sebagai pemimpin upacara labuhan. Gunung Merapi dan Mbah Marijan adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Keberadaan lelaki tua Mbah Marijan dan kawan-kawannya itulah manusia lebih, mau membuka mata dan telinga batinnya untuk melihat apa yang tidak kasad mata di sekitar Gunung Merapi.

Di Selo setiap tahun baru Jawa 1 Suro diadakan upacara Sedekah Gunung, dengan harapan masyarakat menjadi aman, tentram dan sejahtera, dengan panen yang melimpah. Upacara ini disertai dengan menanam kepala kerbau di puncak Merapi atau di Pasar Bubrah.

Senin, 09 Desember 2013

Misteri kecelakaan bintaro 1987

Kalau kalian menonton berita kemarin yaitu hari senin tanggal 9 desember 2013 kalian pasti juga mendengar tentang kecelakaan kereta api di Binatro. Dan tidak hanya itu, sebelumnya juga ada kejadian kereta api di Bintaro dan pastinya kalian juga sudah tau maka ini infonya...

Tragedi Bintaro adalah peristiwa tabrakan hebat dua buah kereta api di daerah Pondok Betung, Bintaro, Tangerang, pada tanggal 19 Oktober 1987 yang merupakan kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia. Peristiwa ini juga menyita perhatian publik dunia.

Sebuah kereta api yang berangkat dari Rangkasbitung, bertabrakan dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Tanah Abang. Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu musibah paling buruk dalam sejarah transportasi di Indonesia.

Kronologi kejadian:
  1. Pagi hari senin tanggal 19 Oktober 1987, ada dua kereta api ekonomi yang berjalan ke dua arah yang berbeda.
  2. Kereta yang pertama adalah KA Cepat (KA 220) jurusan Tanahabang-Merak yang ditarik lok BB303 16. Sedangkan yang satunya adalah KA lokal (KA 225) jurusan Rangkasbitung-Tanahabang ditarik lok BB306 16.
  3. Menurut jadwal, seharusnya keduanya akan bersilang di stasiun Sudimara, dimana kalau tepat waktu, KA 225 seharusnya datang pukul 06.40 dan menunggu KA 220 yang lewat pada pukul 06.49.
  4. Tapi kenyataannya, KA 225 ini terlambat 5 menit ketika sampai di Sudimara. Dan di jalur 2 sudah ada KA barang yang menunggu. Karena stasiun Sudimara hanya punya 3 jalur, dan jalur 1 kondisinya agak rusak, maka KA 225 dimasukkan ke jalur 3.
  5. Karena penuh, maka kegiatan persilangan jadi mustahil. Otomatis persilangan terpaksa dipindahkan ke stasiun Kebayoran. Namun karena hal inilah, kemudian terjadi rentetan kesalahan prosedur yang akhirnya menyebabkan 139 orang tewas.
RENTETAN KESALAHAN FATAL
  1. Menurut peraturan, untuk memindahkan persilangan ke Kebayoran, PPKA harus meminta ijin dulu ke Kebayoran, dan setelah diijinkan, baru PPKA membuat surat PTP (Pemindahan Tempat Persilangan) ke masinis KA 225.
  2. Tapi apa yang terjadi malah sebaliknya. PPKA malah membuat PTP dan memberikannya ke masinis, baru meminta ijin ke Kebayoran kemudian! Parahnya, oleh PPKA Kebayoran malah dijawab “Gampang, nanti diatur!”
  3. Dan sesaat setelah itu, terjadi pergantian petugas PPKA Kebayoran. PPKA pengganti ini telah diberitahu pendahulunya bahwa di Sudimara ada 2 KA dari Sudimara yang belum masuk, termasuk KA 225. Pada saat itu, KA 220 sudah ada di Kebayoran dan siap berangkat.
  4. Sementara itu di Sudimara, PPKA menyuruh juru langsir untuk melakukan tugasnya. Seharusnya pada saat itu, masinis harus memberikan laporan T-83 ke PPKA dan memberitahu rencana langsiran ke masinis.
  5. Tapi entah kenapa, keretanya tiba-tiba langsung tancap gas dan melesat ke Kebayoran, tanpa ijin dari PPKA. Bahkan Kondekturnya juga tidak sempat naik!
  6. Karena kewalahan, juru langsir langsung melapor ke PPKA. Mereka berdua lalu menggoyangkan sinyal secara bergantian untuk menghentikan KA 225. Namun inipun sia-sia. PPKA Sudimara pun tak patah arang, dia kejar KA tersebut sambil mengibarkan bendera merah. Tapi inipun juga gagal, dan sang PPKA akhirnya pingsan sekembalinya ke stasiun.
  7. Pada saat yang sama, KA 220 berangkat dari Kebayoran menuju Sudimara…
PERJALANAN MENUJU MAUT :

Jadi bisa dibayangkan, satu petak antar stasiun diisi dua kereta yang berjalan pada arah yang berlawanan, dengan kecepatan penuh!
 
Kebetulan di KM 17+252 terdapat tikungan zig-zag yang berjarak pendek, tapi dikelilingi pepohonan yang rimbun. Di sini sudut pandang cukup terbatas, dan kedua kereta bertemu secara tiba-tiba. Otomatis para masinisnya tidak sempat mengerem, dan apa yang bisa dilakukan hanyalah meloncat keluar!
 
Tabrakanpun tak bisa dielakkan, dan kedua kereta ini langsung bertubrukan muka. Impaknya demikian dashyatnya, hingga gerbong pertama di belakang lokomotif di kedua kereta langsung menyelimuti lokomotifnya. Efek teleskopik ini menewaskan banyak penumpang, dan mereka yang bernasib malang langsung “TERGILING” oleh putaran kipas radiator lokomotif. Karena itu tidak heran bahwa semua korban tewas berada di gerbong pertama dan di lokomotif. Sesaat setelah tabrakan, tempat itu dipenuhi oleh tangisan, erangan, serta bau darah dari dalam rongsokan kereta
 
 Kejadian ini sempat ramai diberitakan di berbagai media massa, dan sangat mengejutkan masyarakat. Walaupun kecelakaan kereta api sudah sering terjadi di dekade 1980an, tapi baru kali ini sampai separah ini.

PJKA tidak tinggal diam. Beberapa operasi penertiban segera dilaksanakan. Hal ini perlu, mengingat KA di jalur sekitar Tanahabang memang dari dulu terkenal karena ketidak tertibannya. Entah karena banyaknya penumpang di lokomotif maupun di atap, ataupun karena banyak penumpang yang tidak membayar dan suka menghajar kondektur. Dan pada saat kejadian, lokomotif KA 225 memang dipenuhi penumpang gelap, sebagian bergelantungan di luar.
 Selain itu beberapa peningkatan prasarana juga dilakukan untuk pencegahan. Seperti pemasangan radio di lokomotif (pada wakktu kejadian, sedikit lokomotif di Indonesia yang punya radio). Selain itu di antara stasiun Kebayoran dan Sudimara kemudian dibangun stasiun baru (Pondok Ranji). Sistem persinyalan di jalur ini kemudian dirubah dari mekanik menjadi elektrik.

Namun, efek terbesar dari kejadian ini adalah pembangunan double track besar-besaran untuk mencegah tabrakan muka terjadi lagi. Ironisnya, program ini baru terlaksana hampir dua dekade kemudian dan akhirnya jalur ganda ini selesai pada tahun 2007.
Andai proyek jalur ganda ini selesai 20 tahun lebih awal…

Namun, kecelakaan ini juga menyisakan beberapa teka-teki hingga saat ini. Apa sesungguhnya yang menyebabkan masinis KA 225 berjalan tanpa ijin? Dan setelah kejadian itu, krane “Si Bongkok” yang dipakai untuk menolong, sempat mengalami anjlok dalam perjalanan kembali ke Manggarai.

Sabtu, 07 Desember 2013

Asal usul CANDI MUARA TAKUS

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPX-Rw7WCOxKDUMsJpTlIkxYrqGADRsRIXG3mjR1dA0CtYxmreCxBxI8B50Auknm_BvcAd6MicFQxo3eNxQnsrEGmmR5QXxdnJfr5SgWycSIQCfzmDV1LIWF2lKaNBqfJAfA3yJTrG7c0/s400/candi+muara+takus+2.jpg 

Oke sekarang kita ke Riau, dan kali ini saya akan membahas tentang Candi Muara Takus yang berada di.... Tentunya Riau. Candi ini memiliki cerita rakyatnya walaupun tidak sepopuler situnya sendiri. Baca Kisahnya ya...  \('o')/

Dikisahkan, dulu di Sumatera, ada seorang pria bernama Datuk Tukang Ubek yang sokonya hilang. Dia lantas meminta bantuan dua temannya, yaitu Datuk Tukang Tembak dan Datuk Tukang Solam, untuk menemaninya mencari Sokonya itu.

Berangkatlah ketiganya bertapa di tempat Koto Pondam. Setelah selesai mereka kembali berlayar menuju Dondang. Ketika mereka sampai di Laut Merah, terdengar seseorang berteriak meminta pertolongan. Rupanya itu suara seorang perempuan yang sedang dicengkeram oleh elang bangkai.

Ketiganya kemudian menolong perempuan itu, dan berhasil mendapatkannya. Nama perempuan itu adalah Putri Reno Bulan - itu terlihat dari gelang yang ada di tangannya. Setelah itu, ketiga datuk itu saling berebut untuk mengantarkan si perempuan. Karena tidak ada titik temu, akhirnya mereka menemui Datuk Singo Mahadiraja untuk memutuskan siapa di antara mereka yang berhak mengantarkan si perempuan. Setelah beberapa saat, akhirnya Datuk Singo Mahadiraja memutuskan bahwa Datuk Tukang Ubek-lah yang berhak mengantarkan Putri Reno Bulan ke rumahnya. 

 Rupanya, Putri Reno Bulan adalah orang India, yang diculik oleh burung elang dari rumahnya.(Ada-ada aja ye...). Ibunda Putri Reno Bulan, yakni Putri Andam Dewi, gelisah anaknya tak pulang-pulang. Karena itu, dia memanggil peramal untuk mengetahui di mana putrinya berada. Sang peramal pun membeberkan kisah sebenarnya bahwa Putri Reno Bulan dalam keadaan selamat dan berada di Sumatera.

Usai mendapat penjelasan sang peramal, Putri Andam Dewi serta suaminya Raja India berangkat ke tanah Sumatera bersama para bawahannya. Sesampainya di tanah Sumatera, rombongan ini pun bertemu dengan Putri Reno Bulan.

Putri Reno Bulan menceritakan bahwa dia telah ditolong oleh tiga orang datuk. Demi membalas kebaikan hati mereka, Putri Reno Bulan meminta ayahnya untuk membuatkan sebuah istana untuk mereka seperti di India. Keinginan tersebut lantas dikabulkan oleh Raja India. 

 Untuk membangun istana yang dimaksud Putri Reno Bulan, membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Sehingga, masyarakat sekitar serta bawahan Raja India bahu-membahu membangunnya. Beberapa waktu kemudian, sesuai waktu yang direncanakan, selesai sudah bangunan yang dimaksudkan.  Raja India pun menyerahkan bangunan tersebut dengan pesta penyerahan. Kini istana yang dibangun itu dikenal dengan nama Candi Muara Takus.


Sejarah suku Gayo: Dongeng dan bukti Arkeologi

Postingan ini adalah hasil dari copy paste.
Source: Kompasiana

Penemuan kerangka manusia pra Sejarah berusia 6500 tahun di Ceruk Mendale, Aceh Tengah. Tampaknya memunculkan kegairahan baru di Gayo untuk melacak asal-usul suku Gayo. Banyak orang yang ingin menjadikan penemuan itu sebagai bukti bahwa Gayo adalah penduduk pertama yang menghuni Aceh.

Ada banyak yang komentar yang bermunculan tentang penemuan itu. Beberapa komentar terdengar logis, tapi tidak sedikit pula komentar yang mengaitkan penemuan itu dengan kekeberen (dongeng-dongeng) tentang asal-usul Gayo. Seringkali terlihat pengkaitan itu tidak sinkron bahkan kontradiktif dengan kronologi sejarah. Karena itulah melalui tulisan ini saya mencoba untuk menyusun kronologi sejarah ini secara benar.

Untuk memahami kronologis sejarah kerangka yang ditemukan di ceruk Mendale ini. Marilah kita memfokuskan perhatian kita ke angka 6500 yang menunjukkan usia kerangka yang ditemukan itu. 6500 tahun adalah masa yang sangat singkat dan dikategorikan modern kalau dipandang dari sudut pandang geologi. Tapi itu adalah masa yang sangat lama sekali jika dipandang dari sudut pandang sejarah peradaban manusia.

Pada masa itu, berdasarkan bukti berbagai penemuan arkeologi. Wilayah Asia Tenggara dihuni oleh suku-suku ras negroid yang peradabannya dikenal dengan peradaban Hoa Binh-Bacson, merujuk pada dua tempat yang berada di Tonkin Vietnam. Tempat bukti arkeologi tentang peradaban ras ini pertama kali ditemukan. Sekitar 4500-3500 tahun yang lalu, melalui serangkaian proses migrasi yang panjang. Ras mongoloid berbahasa Austronesia berdatangan dari daratan asia mengisi wilayah Asia Tenggara ini. Mereka inilah yang dikenal sebagai Proto-Malay atau Melayu Tua.

Ada berbagai teori mengenai asal-usul bangsa Melayu Tua ini. Teori yang paling terkenal dan paling banyak dianut oleh ahli sejarah adalah “Teori Yunnan”. Menurut teori ini, bangsa Melayu Tua bermigrasi dari sungai Mekong. Teori Yunnan ini didukung oleh para ahli sejarah antara lain R.H Geldern., J.H.C Kern, J.R Foster, J.R Logen, Slamet Muljana dan Asmah Haji Omar.
Bukti-bukti yang mendukung teori ini antara lain ditemukannya, peralatan-peralatan dari batu  di berbagai tempat di kepulauan nusantara, yang persis seperti peralatan yang sama yang ditemukan di Asia tengah. Kemudian teori ini juga didukung oleh bukti kemiripan adat-istiadat bangsa Melayu Tua dengan adat istiadat bangsa Assam dan juga fakta bahwa bahasa suku-suku Melayu Tua memiliki banyak kemiripan dengan bahasa orang Kamboja yang nenek moyangnya berasal dari hulu sungai Mekong.

Suku-suku Melayu Tua ini diyakini sebagai bangsa pelaut dan memiliki teknologi penangkapan ikan dan teknologi pertanian yang terbilang maju pada zamannya. Karena kemampuan inilah mereka bisa berpindah dalam jarak yang luar biasa jauh. Terbentang dari kepulauan Hawaii sampai Madagaskar.
Memang ada bukti ilmiah baru yang disampaikan oleh HUGO (Human Genome Organization) melalui sebuah penelitian genetik tentang ras Asia yang menunjukkan adanya sebuah migrasi dari Asia Tenggara yang bergerak ke utara dan kemudian mendiami Asia Timur. Bukan sebaliknya. Tapi juga sangat banyak bukti bahwa sebelum ada ras mongoloid, Asia Tenggara ini dihuni oleh Ras Negroid. Kedatangan ras mongoloid ke Asia Tenggara ini, mendesak ras negroid yang sebelumnya menghuni wilayah ini, sampai jauh ke timur dan akhirnya terkonsentrasi di sekitar Papua dan Australia.

Ketut Wiradnyana, ketua tim peneliti dalam kegiatan penggalian Ceruk Mendale ini, kepada saya mengatakan kalau kerangka yang ditemukan itu memiliki ciri-ciri campuran mongoloid dan negroid.
Jadi apakah kerangka yang ditemukan di ceruk Mendale itu adalah kerangka nenek moyang orang Gayo dalam pengertian yang sekarang?

Kalau merujuk pada angka 6500 yang menunjukkan tahun usia kerangka yang ditemukan. Kemudian kisah dalam kekeberen yang kita jadikan rujukan, jawabannya jelas BUKAN!
Memang pada kisah kekeberen , kita tidak akan bisa menemukan angka tahun pada kisah yang diceritakan, jadi secara kronologi sejarah. Kapan kisah dalam kekeberen itu terjadi tidak dapat secara tepat kita ketahui. Tapi, berdasarkan isi kisah itu. Berdasar momen-momen dan istilah yang diceritakan dalam kisah itu. Kita bisa menelusuri titik terjauh saat momen  dalam kisah itu bermula dan titik terjauh kapan istilah yang dipakai dalam kekeberen itu mulai dikenal manusia.
Berdasarkan penelusuran seperti inilah kita bisa memastikan. Kalau kekeberen yang ada di Gayo yang kita jadikan rujukan. Semuanya menunjukkan bahwa orang Gayo adalah penghuni yang sangat baru di pulau Sumatra. Karena informasi yang kita dapat berbagai rujukan itu semua berdasarkan kisah-kisah yang sudah kentara berbau Islam yang baru masuk ke Aceh pada paruh milenium kedua. Jadi jelas sama sekali tidak ada hubungan dengan kerangka yang ditemukan di Ceruk Mendale. Bayangkan, Rasulullah Muhammad SAW saja lahir 5000 tahun sesudah pemilik kerangka di Ceruk Mendale meninggal.

Dalam kekeberen yang dikisahkan secara temurun dari mulut, ada banyak kisah yang merujuk asal-usul orang Gayo ke negeri Rum alias Turki. Kisah seperti ini yang disampaikan dalam bentuk seperti pantun, contohnya seperti di bawah ini;
Anak ni reje Rum ari Ujung Acih …… Anak Raja negeri RUM dari Ujung Aceh
Bersarung gunur …………………. Di Gayo, yang dimaksud dengan sarung adalah seliput yang melindungi bayi di dalam perut. Gunur sendiri sejenis timun                                          (atau labu?) dengan ukuran kira-kira sebesar semangka.
Gere betih lintang ………………. Entah melintang
Gere betih bujur…………………. Entah membujur
Gere murupe lagu manusie………….. Tidak mirip manusia
Dalam kisah ini diceritakan, karena malu. Permaisuri raja Rum, berencana menghanyutkan sang anak ke laut (mirip kisah nabi musa). Tapi kemudian sang suami punya ide yang lebih baik. Anak tersebut digantungkan pada layang-layang dan dibawa terbang sampai ke langit. Di sini yang perlu kita soroti adalah negeri RUM yang berasal dari kata “Romawi”, yang beribukota Istanbul, ibu kota Turki sekarang adalah ibukota dari kerajaan Byzantium yang sebelumnya dikenal dengan nama Romawi Timur.

Sejarah berdirinya Romawi Timur ini diawali dari kekacauan di dunia Romawi yang memakan korban lima kaisar dalam sepuluh tahun. Kekacauan itu berhenti setelah DIOCLETIANUS naik ke tahta kekaisaran dan membagi kekaisaran Romawi yang luas menjadi Romawi Barat yanng berpusat di Roma dan Romawi Timur yang berpusat di Turki sekarang. Diocletianus sendiri memilih berkuasa di Timur, sementara Kekaisaran Barat dia berikan kepada temannya Maximilianus yang dalam sejarah dikenal sebagai Kaisar Augustus. Anak dari Diocletianus, bernama Konstantinus yang menganut kristen yang dia warisi dari Ibunya, menggantikannya sebagai Kaisar dan menjadi Kaisar kristen pertama. Konstantinus inilah yang mendirikan  KONSTANTINOPEL ibukota Romawi Timur yang dinamakan berdasarkan namanya sendiri. Kota ini diresmikan pada tanggal 11 Mei 330 m.
Pada masa itu suku Turki sendiri masih merupakan suku pengembara yang hidup di Asia Tengah.
Diantara suku-suku bangsa Turki itu terdapat suku Uighur Aksulik, Kashgarlik, Uyghur, Uigur dan Turfanlik yang pada tahun 840 keluar dari Mongolia melalui Kyrzyg dan menyebar ke banyak arah termasuk Cina. Entah bagaimana ceritanya, kadang-kadang orang Gayo juga berspekulasi bahwa mereka berasal dari suku Uighur yang juga disebut suku Hui ini. Dan sekali lagi kalau kekeberen ini dijadikan rujukan, jelas sama sekali tidak kena dengan kerangka yang ditemukan di Ceruk Mendale.
Konstantinopel baru ditaklukkan oleh Turki Islam pada tahun 1453 dan penguasa baru ini menguasai seluruh kekuasaan Byzantium, dan mengubah nama kota Konstantinopel menjadi Istanbul. Wilayah inilah yang sekarang kita kenal dengan negara Turki.

Jadi kalau kita telusuri asal mulanya. Sebenarnya kisah kekeberen yang memuat tentang negeri RUM ini bermula. tidak lebih jauh dari 1600-an. Ketika Portugis mulai berlayar ke Nusantara. Ketika Kerajaan Aceh yang memeluk Islam meminta pertolongan Turki untuk memerangi Portugis yang Kristen. Turki yang merupakan kekhalifahan Islam terbesar saat itu menyambut permintaan Aceh dengan mengirimkan ahli strategi perang dan sebuah meriam. Aceh kemudian menang dalam perang melawan portugis itu dan sebagai dampak ikutannya, Turki pun jadi sedemikian dipuja di Aceh dan seluruh dunia Melayu (baca buku Anthony Reid, Menuju Sejarah Sumatra: Antara Indonesia dan Dunia).

Sejak saat itu raja-raja sampai pemimpin kecil suku-suku di Aceh dan seluruh dunia Melayu mulai merujuk silsilah mereka sampai ke raja-raja di Turki yang di dunia melayu sering disebut sebagai negeri RUM.

Kisah lain tentang asal-usul suku Gayo ini mirip dengan cerita Nabi Nuh tentang banjir besar, tapi jelas secara kronologis sejarah ini tidak mungkin di masa nabi Nuh, karena saat itu sudah ada istilah Selten (Sultan) seperti yang diceritakan melalui pantun di bawah ini.
Surut ni waih pe le……………….. Air mulai surut
Tikik-tikik teduh ni waih………….. Air berhenti (mengalir) sedikit demi sedikit
i ujung Acih……………………… Di ujung Aceh
Oya kati si abangen i Linge………… Itulah sebabnya abangnya di Linge
Si bensu Acih kerna oya……………. Karena itulah Aceh menjadi bungsu
Anak ni Selten Genali si Ude……….. Anak Sultan Genali dari Istri muda
Si Linge anaken si ulubere…………. Di Linge anak yang pertama
Yang menarik dalam kisah ini ada, sebutan “Selten Genali” (Sultan Genali) di sana. Seberapa tua kisah ini bisa kita telusuri dari sejarah kapan istilah ‘Sultan’ ini mulai dikenal dalam peradaban manusia.
Istilah Sultan baru ada pada tahun 1037 Masehi. Berawal dari ketika pasukan Turki Seljuk di bawah pimpinan Tughril Bey (Cucu dari Seljuk), menyerang Baghdad. Khalifah yang ketakutan dengan berbagai cara diplomasi yang lihai membujuk Thuhril Bey (kadang disebut Tughril Beg), orang turki Islam yang tidak bisa berbahasa Arab ini agar tidak membumi hanguskan Baghdad. Dan salah satu caranya adalah, Khalifah memberinya gelar SULTAN , yang berarti pejabat tertinggi. Jadi jelas usia kekeberen di atas masih sangat muda dan sama sekali tidak sinkron dengan sejarah kerangka manusia berusia 6500 tahun yang ditemukan di Ceruk Mendale.

Kalau peradaban mainstream, Eurasia yang kita jadikan rujukan. Masa ketika pemilik kerangka di Ceruk Mendale itu hidup kira-kira sama dengan masa ketika peradaban baru mulai muncul di daratan Eurasia. Ketika bangsa Sumeria membangun kota-kota bernama Kish, Lagash, Eridu, dan Uruk. Yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 3300 SM.

Pada masa yang sama, bangsa SEMIT yang menjadi nenek moyang orang Arab dan Yahudi tinggal di Kanaan. Bangsa Semit baru muncul ke permukaan dan dikenal dalam sejarah peradaban ketika pada tahun 2370 SM (Lebih dari 2000 tahun setelah pemilik kerangka di Ceruk Mendale meninggal) Sargon dari Agade memimpin pemberontakan yang menggulingkan raja Kish. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kronologi sejarahnya, 2000 tahun setelah pemilik kerangka di Ceruk Mendale meninggal. Bangsa Arab dan Bangsa Yahudi saja belum ada.

Nabi Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan Bangsa Yahudi , diperkirakan hidup sekitar 1800 SM (2700 tahun setelah pemilik kerangka di Ceruk Mendale meninggal). Bersamaan dengan saat Hammurabi mendirikan Babilonia.

Jadi, berbagai kekeberen tentang asal-usul Gayo yang memiliki ‘bau-bau’ Islam ini, jelas masih sangat baru kalau dibandingkan dengan sejarah kerangka yang ditemukan di Ceruk Mendale.
Menarik juga untuk kita ketahui, kenapa orang Gayo suka sekali mengaitkan silsilahnya dengan bangsa besar dalam sejarah. Kalau kita membaca berbagai penelitian antropologis tentang Gayo, mulai dari Hurgronje sampai Bowen. Kita dapat menyimpulkan bahwa fenomena ini terjadi karena karakter sosiopolitik Gayo yang khas, dimana otoritas kekuasaan didasarkan pada hubungan kekerabatan.

Kalau Aceh kita jadikan sebagai pembanding. Kita akan segera melihat kalau kekuasaan RAJA di Gayo tidak sebesar kekuasaan RAJA di Aceh. Kalau di Aceh, raja memiliki otoritas yang sangat kuat dan berdasarkan teritorial. Sosiopolitik Aceh mengembangkan sikap takut dan hormat dari rakyat kepada penguasa. Sementara di Gayo seorang raja hanya bisa melakukan apa yang dia mau, sepanjang para kerabat setuju. Jadi, RAJA dalam pengertian seseorang yang memiliki otoritas penuh sama sekali tidak dikenal di dalam kebudayaan Gayo. Sepanjang sejarahnya, setiap reje di kampung-kampung di Gayo, selalu mendapat koreksi kalau kebijakannya tidak disukai oleh masyarakat. Gayo people, “true republican”, are born egaliterian. Tulis Bowen dalam bukunya Sumatran Politics and Poetics, Gayo History 1900 - 1989. Karakter sosiopolitik seperti ini pulalah yang menjelaskan perilaku politik orang Gayo sampai hari ini. Karena semua orang Gayo merasa setara (born egaliterian). Di Gayo, seorang penguasa tidak pernah benar-benar ditakuti dan dihormati secara berlebihan. sebab pada hakikatnya seorang raja di Gayo itu hanyalah seorang “Presiden” di sebuah republik kecil. Apapun kebijakan penguasa yang tidak sesuai dengan kemauan rakyat, orang Gayo akan mengkritiknya dan fenomena itu terjadi sampai hari ini.

Keterbatasan otoritas inilah yang kemudian membuat penguasa Gayo mengembangkan kisah-kisah yang merujuk silsilahnya kepada tokoh-tokoh atau bangsa besar dalam sejarah. Karena memang hanya dengan cara inilah, seorang penguasa di Gayo bisa sedikit dihormati oleh masyarakatnya yang semuanya merasa tidak kurang hebat dari sang penguasa.

Kalau kekeberen yang dijadikan rujukan, masa terjauh yang bisa kita telusuri adalah Kekeberen si Dewajadi sebagai sebagaimana diceritakan oleh Nyaq Putih kepada Hazeu pada tahun 1905. (Di dalam kultur Batak kisah yang sama dikenal dengan kisah Dewa Mula Jadi). Kekeberen si Dewa Jadi ini berkisah tentang seseorang di daratan Asia yang memiliki layangan yang sangat besar, diterbangkan angin bersama layangannya sampai ke Gayo (lihat kemiripannya dengan kekeberen pertama).

Apa yang bisa kita lihat dari kisah ini adalah; saat itu layang-layang sudah dikenal dan dari nama sang tokoh, kentara sekali terlihat pengaruh Hindu. Mengingat pengaruh Hindu baru mulai menyebar di kepulauan Nusantara ini pada abad ke I. Artinya 4500 tahun setelah pemilik kerangka di Ceruk Mendale meninggal. Pengaruh hindu ini masih bisa kita lihat pada aksara Batak yang berakar pada huruf-huruf yang memiliki pengaruh sanskerta. Gayo juga dipercaya dulunya memiliki huruf-huruf seperti ini, tapi semuanya lenyap seiring dengan diterimanya agama Islam dan Gayo pun mulai mengenal huruf Arab dan menganggap semua peradaban sebelumnya sebagai peradaban kafir.
Jadi kalau kita cermati angka 6500 yang menunjukkan angka tahun meninggalnya pemilik kerangka di Ceruk Mendale itu. Semua sejarah bahkan kekeberen Gayo, jadi terdengar seperti kisah kemaren sore.
\
Apalagi kalau keberadaan kerangka itu dikaitkan dengan cerita Batak 27 yang katanya bukan penduduk asli di Gayo. Jelas ini menjadi semakin lucu, karena istilah BATAK sendiri sebenarnya adalah klasifikasi yang diberikan oleh orang Aceh untuk membedakan penduduk pedalaman berdasarkan Agama. Penduduk pedalaman yang bersedia menerima Islam adalah Gayo, sisanya oleh orang Aceh diklasifikasikan sebagai Batak (baca Menuju Sejarah Sumatra: Antara Indonesia dan Dunia oleh Anthony Reid). Dan kejadian itu baru terjadi sekitar tahun 1200-1300-an, bahkan mungkin lebih baru lagi. Jauh sebelumnya, Batak dan Gayo itu jelas sebuah entitas yang sama yang hanya berbeda di detail-detail kecil budaya dan kebiasaannya.
Jadi bukankah sangat konyol secara logika, kalau test DNA yang akan dicocokkan dengan kerangka yang ditemukan di Ceruk Mendale itu hanya mengambil sampel DNA suku Gayo yang dipercaya sebagai suku Gayo asli dengan mengesampingkan suku Gayo yang dianggap sebagai keturunan Batak 27. Sebab itu adalah hal yang sangat konyol, secara logika.
Karena kerangka itu berusia 6500 tahun, sementara Gayo menjadi entitas yang terpisah dengan Batak baru 800 Tahun. Jadi selama 5700 tahun sebelumnya (dengan menjadikan usia kerangka sebagai acuan) Batak adalah Gayo, dan sebaliknya.

Asal usul Suku Gayo

ASAL MUASAL ORANG GAYO.
Ratusan suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, salah satunya adalah suku Gayo. Suku ini merupakan salah satu suku minoritas terbesar yang mendiami wilayah pedalaman Aceh. Asal-usul masyarakat Gayo yang mendiami gugusan pengunungan Bukit Barisan ini hingga sekarang masih diselimuti kabut misteri. Beberapa narasumber mempunyai pendapat yang bertolak belakang antara satu dengan yang lainnya.

Arti Gayo
Kata “Gayo”, antara lain, diungkapkan oleh seorang pakar yang berasal dari Brunai Darussalam, yaitu Prof Dr Burhanuddin. Dia mengatakan, kata Gayo dalam bahasa Melayu Brunai Darussalam dan Malaysia adalah “Indah” Kata ini hanya pantas diungkapkan/ dilontarkan pada saat-saat upacara tertentu.

Menurut sebuah informasi yang disampaikan secara turun temurun (kekeberen/bahasa Gayo), kata Gayo berasal dari kata “Garib “ atau “Gaib”. Hal ini dihubungkan dengan datangnya pertama sekali leluhur orang Gayo ke wilayah ini, yaitu pemimpin rombongan yang datang tidak nampak wujudnya, tapi suaranya kedengaran. Ada lagi yang menghubungkan kata Gayo dengan “dagroian” yang berasal dari kata-kata “drang- gayu “, yang artinya orang Gayo. Dan ada juga menyebut dengan sebutan pegayon, yang artinya mata air yang jernih.

Asal usul
Dari beberapa literatur yang penulis baca dan hasil diskusi dengan beberapa orang yang pernah mendengar cerita tentang asal usul orang Gayo dan dari tokoh-tokoh Gayo, secara umum penulis menyimpulkan bahwa leluhur rakyat Gayo berasal dari Asia, yaitu Tionghoa bagian selatan tepatnya daerah Yunan Utara dari lembah hulu sungai Yang Tze Kig. Mereka bermigrasi ke selatan memasuki daerah Hindia Belakang (Vietnam).

Suku Gayo adalah pecahan dari bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk ras Melayu Mongoloid. Mereka bermigrasi ke Indonesia pada gelombang I, kira-kira pada tahun 2000 SM - 2500 SM. Pendatang gelombang ini disebut Proto Melayu (Baca; Melayu Tua). Leluhur Suku Gayo masuk ke Indonesia melalui Semenanjung Melayu. Mereka masuk ke Sumatra dan membawa kebudayaan Neolithikum.

Mereka masuk ke Tanah Gayo melalui dua jalur. Pertama; melalui muara sungai peusangan yang berhulu ke danau Laut Tawar. Sehingga mereka disebut pegayon (air mata yang jernih). Hal ini juga diperkuat dengan ditemukannya kehidupan di dataran tinggi Tanoh Gayo di zaman prasejarah. Bukti ini dapat kita lihat dari hasil penelitian Madya Bidang Prasejarah Balai Arkeologi Medan yang menemukan adanya sebuah kehidupan manusia purba di Ceruk Mendale dan Loyang Putri Pukes. Proses hunian telah berlangsung di kawasan ini sejak periode mesolitik, 3.580 tahun yang lalu. Dan dalam penelitian tersebut, mereka juga menemukan kerangka manusia purba yang diyakini sebagai salah satu leluhur rakyat Gayo.

Kedua, masuk melalui jalur sungai Jambu Aye, kira - kira baru pada tahun 300 SM mereka menyingkir ke pedalaman wilayah Aceh. Hal ini disebabkan kedatangan Melayu Muda dari Kincir dan Kamboja. Dan juga dilatarbelakangi ekonomi, yaitu karena masyarakat tersebut bermata pencaharian mencari ikan dan bercocok tanam. Sebagian mereka ingin memperluas usaha dan menambah penghasilan, terus menyelusuri sungai tersebut sampai ke muara sungai yang ada di pedalaman.

Beberapa periode kemudian terjadi pembauran dengan pendatang - pendatang baru berikutnya yang menetap dan berkembang di tanah Gayo. Pertama, ini berhubungan dengan berdirinya kerajaan Islam Linge. Konon kabarnya Kerajaan Islam Linge didirikan oleh orang-orang keturunan Persia yang datang ke tanah Gayo. Ada sebuah informasi yang mengatakan, orang Gayo yang berada di daerah Serule merupakan keturunan mereka, yang mempunyai ciri - ciri fisik tinggi kurus dengan warna mata cokelat gelap dan berhidung mancung. Mereka ini berbeda dengan bentuk fisik orang Gayo kebanyakan.

Ketiga, ada sebuah informasi yang mengatakan, bahwa dulunya ada rombongan pengungsi dari wilayah kerajaan Majapahit yang menetap di sekitar daerah yang sekarang dikenal dengan sebutan daerah Penarun. Raut wajah mereka lebih mirip kejawaan. Informasi ini berhubungan dengan cerita yang berkembang di masyarakat tentang “ Legenda Keris Majapahit”.

Keempat, kedatangan orang Batak Karo yang menuntut kematian saudara mereka yang datang untuk melihat keindahan danau Laut Tawar. Mereka dibunuh oleh rakyat kerajaan Bukit. Hasil negoisasi akhirnya menyepakati sebagian daerah kerajaan bukit diberikan kepada mereka. Maka berdirilah kerajaan Cik Bebesen atau mereka sering disebut dengan sebutan Batak 27.

Kelima, era tahun 1900 - an dengan dibukanya lahan perkebunan di dataran tinggi tanah Gayo oleh Belanda. Karena kekurangan tenaga pekerja, pemerintahan kolonialisme Belanda mendatangkan pekerjanya dari daerah luar tanah Gayo, khususnya dari pulau Jawa.

Dengan perjalanan waktu dan adanya interaksi antara mereka, terjadilah pembauran melalui jalur perkawinan. Mereka inilah cekal bakal masyarakat Gayo yang sekarang tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu.

Kamis, 05 Desember 2013

Kota Hantu di Kabupaten Ketapang

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIbxcPSII2E6rJBj3PUV268Cghb-SgXJVKyU8CAvXLR9S0ZIuUE3zQ8fOKdwCvEOARk8gqLhN71DwjcrJhjhHHq1EiE-e9Tkynygr7E1t8_U62I2Ve3BfHliWr2EGDaCxeH6tegD5RRCo/s1600/Zombie.jpg 

Sebuah kabupaten yang letaknya di propinsi kalimantan barat yang bernama kabupaten ketapang terdapat banyak misteri yang belum terungkap di sana. Di padang dua belas terdapat sebuah perkampungan biasa yang masyarakatnya taat beribadah. orang ketapang menyebutnya orang kebenaran. perkampungam mereka tidak tampak oleh mata orang biasa, dan hanya bisa di lihat orang2 yang berjodoh saja. letaknya diantara kecamatan kendawangan dan pesaguan. jika orang yang lewat jalan raya dari ketapang ke kendawangan takabur terhadap daerah itu atau berbuat jahat di daerah tersebut maka kemungkinan besar akan melihat pemandangan yang aneh , seram atau lebih parah dari itu.
 
Konon katanya penduduk setempat  mempunyai pesawat pribadi,mobil mewah dan sebagainya layaknya manusia normal, tetapi bedanya dengan mereka mereka tidak mempunya belahan di bawah hidung di atas bibir. Berdasarkan Mitos yang berkembang perkampungan dua belas dulunya adalah sebuah kampung biasa, ketika penjajahan Jepang kampung itu akan di serang oleh mereka, dan di kampung tersebut terdapatlah seorang yang memiliki ilmu sakti, lalu dengan ilmunya itu kampung dua belas di hilangkan olehnya agar tidak dapat dilihat oleh manusia biasa. Sayangnya sang dukun tidak berhasil mengembalikan kampung tersebut hingga kampung dua belas menghilang termasuk penduduknya,

Salah seorang temanku pernah mengalami bahwa ia pernah melihat sebuah Bus yang sepertinya menurunkan seseorang, namun orang itu kasat mata. Padang 12 terletak di pertengahan antara kota ketapang dan kendawangan, atau berjarak 60Km dari kota ketapang atau 20Km dari arah Kendawangan. Padang 12 sampai sekarang masih menyimpan sejuta tanda tanya. masyarakat mempercayai di kawasan ini dihuni komunitas bangsa Halimun atau Orang Kebenaran adalah orang suci dan jujur. ada juga yang percaya "orang kebenaran adalah golongan Jin Muslim yang bermukim di daerah tertentu. Namun sekelompok masyarakat lain juga mempercayai bahwa "orang kebenaran" merupakan keturunan malaikat Harut dan Marut. Tapi yang pasti adalah beragam cerita seputar Padang 12 di percayai masyarakat, bahkan ada cerita pertolongan yang di berikan manusia secara kebetulan telah memberkahi keturunan masyarakat itu.

Disebut Padang12 karena di lokasi ini hanya 12 kilometer yang di yakini penuh dengan misteri. Kawasan ini di penuhi dengan pasir kuarsa yang ditumbuhi oleh pohon kayu putih(pinus). kendati di yakini 12 kilometer, namun pandangan kalangan tertentu, kawasan ini adalah kota besar alam gaib, bahkan harta karun juga dipercaya tertimbun di Padang12.

Di lain sisi di catatan kantor yang mengurus tentang kendaraan roda empat, setelah di survey ternyata banyak mobil-mobil mewah seperti Ferrari,Mclaren, pesawat pribadi dll terdapat di kota ketapang, tetapi mereka yang asli orang ketapang belum pernah melihat mobil-mobil tersebut apalagi pesawat pribadi segala, bandara di ketapang hanya ada 1 secara akal sehat tak mungkin ada landasan lain.

Mahluk Penunggu Makam SITI NURBAYA

Habis dari Aceh kita langsung ke Padang, dan disini saya akan memposting tentang "PENUNGGU MAKAM SITI NURBAYA" Siti Nurbaya...? Tentunya kalian sudah tahukan siapa ini Siti Nurbaya? Oke, kita langung ke pokok soal.

sebuah makam tua di Gunung Padang ini dipercaya sebagai makamnya Siti Nurbaya, kekasih Syamsul Bahri. Makam yang diapit dua batu besar ini ternyata menyimpan segudang misteri. Menurut para saksi mata, sering terlihat penampakan makhluk halus yang di duga adalah penunggu makam. Mulai dari sosok Jin tanpa kepala alias kepala buntung hingga penampakan kakek tua yang menyeramkan dan bikin merinding. Seperti apa kisahnya? Bagi yang penasaran silahkan BACA TERUS dan bagi yang tidak silahkan CLOSE.

***


   Syahbuddin Abbas, seorang warga sekitar mengatakan bahwa makam yang diapit dua batu besar tersebut ditunggu oleh makhluk gaib. Penampakannya pun beragam, mulai dari kakek tua hingga manusia tanpa kepala. Pria yang kerap disapa Bang Udin itu menceritakan, para peziarah yang melakukan pertapaan kerap diganggu oleh para penunggu. Mereka menilai gangguan itu sebagai ujian bagi para pertapa yang ingin impiannya terwujud.

“Tak jarang mereka yang pulang dari sana kesurupan, dan akhirnya harus kembali ke sini untuk disembuhkan,” kata pria yang memiliki ilmu kebatinan tersebut.

Pengalaman ritual pun pernah dialaminya pada 1979 lalu. Saat itu Bang Udin menjadi pengontrak kebun cengkeh dan termasuk orang kaya di kawasannya. Ketika itu datang kakek tua berjenggut putih memakai baju koko putih dan kain sarung petak-petak merah serta mengenakan kopiah warna hitam.

“Dia datang ke rumah meminta cengkeh, namun cengkeh itu harus diambilnya sendiri. Tentu kita tidak mau, namun ia ngotot. Setelah mengambil cengkeh segenggam, kakek itu pun berjalan untuk menjenguk pergi ke kuburan itu sambil berdoa,” tuturnya.

Ketika itu, sang kakek diantarkan oleh ayah mertuanya bersama anaknya. Setelah berdoa pria lanjut usia itu memberikan satu genggam buntalan kain pada anaknya dan menyuruh mereka pulang. Namun anak dan mertuanya tidak mau.

“Katanya dia akan menjenguk Malin Kundang jadi mereka pergi dulu, tapi tetap tak mau sehingga tetap berdiri di dekat kuburan itu. Tanpa banyak kata lagi kakek itu langsung menghilang begitu saja, anak saya terkejut atas kejadian itu,” paparnya.

“Dua tahun yang lalu ada dua orang pemuda datang ke sini, mereka meminta akan melakukan semedi di kuburan itu. Saya tanyakan ke mereka apakah mereka tak takut? Apakah mereka siap mental? Dan mereka menyatakan sudah siap,” tandasnya. Sebelum melakukan ritual tersebut, kedua laki-laki itu melaksanakan salat maghrib di rumah Bang Udin. Setelah salat saya langsung mengantarkan mereka ke makam.

“Namun saat salat Isya, kedua pemuda itu turun dalam keadaan terengah-engah. Mereka menceritakan melihat orang tanpa kepala mendatangi mereka saat bersemedi, sehingga mereka lari,” katanya sembari tersenyum.

Ritual semedi marak saat musim undian toko gelap (togel). Untuk memperoleh keberuntungan, mereka rela bersemedi semalam suntuk agar mendapatkan nomor keberuntungan. Sebenarnya kawasan itu memang memiliki tuah, tak hanya para petapa yang mengalami hal yang aneh anak muda seperti mahasiswa dan siswa yang rekreasi ke daerah itu kerap mengalami kejadian aneh.

 “Sepulang dari sana ada yang sakit, kesurupan dan bahkan ada yang lupa ingatan. Mereka kembali datang ke sini untuk diobati, ya tentu kita terima untuk mengobati mereka,” ungkap Udin yang lupa sudah berapa banyak pasien yang diobatinya.

Bang Udin berkisah banyak penyebab mereka kesurupan, mulai karena bersikap sudah melewati kesopanan, ada juga yang berbahasa kotor dan melakukan mesum di lokasi ini.

“Kalau sudah seperti itu saya jamin penghuni Gunung Padang ini akan marah dan masuk ke tubuh mereka,” terangnya. Nah, jika datang ke Gunung Padang harus menjaga sikap terhadap kelestarian alam di daerah ini. 

NB: "Jadi intinya kalo kesurupan, terus pelupa, atau sakit sehabis bertapa siapa yg disalahin? Mahluk Halus ataukah manusianya? Bagi saya sih manusianya..., Karena buat apa kesitu-situ nggak jelas pertapa doang"

Legenda Tuan Tapa dan Putri Naga

Masih di Aceh, bro...

Tapaktuan sangat terkenal dengan sebuah Legenda Tuan Tapa dan Putri Naga. Cerita tersebut sangat hidup didalam masyarakat disana yang sangat mudah untuk dapat kita dengar dari A sampai Z. Adapun Legenda tersebut dibarengi dengan ornamen ornamen yang memiliki bentuk dan rupa seperti yang tersebut di dalam cerita tersebut. Ada baiknya saya ceritakan sedikit tentang Legenda Tuan Tapa dan Putri Naga itu.

”Alkisah, dizaman dahulu kala, ribuan tahun lalu, di Aceh Selatan hidup dua ekor naga yang sangat perkasa dan memiliki ilmu sakti mandraguna. Sepasang naga ini, memiliki anak yang bernama Putri Naga. Putri ini cantik jelita. Putri nan rupawan ini, katanya didapat dari perebutan sepasang Naga (Jantan dan Betina) dengan orangtua sang putri.
Konon ceritanya, suatu ketika – tidak ada masyarakat yang mengetahui tahun pasti, sepasang naga tengah berjalan-jalan menyusuri lautan yang bergelombang. Si Naga jantan tiba-tiba berhenti, tertegun memperhatikan sebuah titik hitam di tengah laut. Titik hitam itu menarik perhatiannya. Lamat-lamat titik hitam itu mendekat ke arah sang naga. Gelombang laut yang membawanya mendekat. Si Naga Jantan dan Betina terus memperhatikan titik hitam itu. Ketika titik hitam itu semakin mendekat, Sang Naga terjun alang kepalang. Titik hitam itu adalah tiga sosok manusia, berada lam perahu kecil yang diombang-ambingkan gelombang laut Aceh Selatan. Ketiga manusia itu adalah sepasang suami-istri bersama bayinya. Bayi mungil ini berada dalam pangkuan ibunya. Mereka sengaja datang ke daerah itu bermaksud mencari rempah-rempah yang keberadaannya sudah cukup dikenal. Aceh Selatan sejak zaman Belanda menjajah daerah itu memang dikenal kaya akan hasil alam. Nilam, Cengkeh dan Pala merupakan tumbuhan yang dominan disana. Bahkan tumbuhan itu hingga kini menjadi komuditi unggulan daerah itu.
setelah melihat ketiga anak manusia itu, Sepasang Naga sakti yang bisa melakukan terhentak. Lalu, dia meniup perahu yang sudah sangat dekat itu. Sekali tiup saja, perahu kecil itu terombang-ambing dan tenggelam ditelan ombak deras. Kemudian Naga Betina, menjulurkan lidahnya menangkap putri kecil yang terhempas dari perahu itu.

Pasangan Naga ini sangat senang mendapatkan putri berbentuk manusia. Konon naga itu memang sudah lama mengidam-idamkan seorang putri. ”Setelah selamat dan menepi kedarat orangtua si Putri begitu sedih kehilangan buah hatinya dan tidak tahu ke mana putrinya menghilang. Mereka berpikir bahwa anak perempuan kesayangannya sudah hilang tenggelam dalam lautan dan badai atau hilang entah ke mana, Akhirnya sepasang naga membawa putri mungil hasil rampasan mereka ke sebuah pulau, pulau ini terletak di Batu Hitam, Kecamatan Tapaktuan Aceh Selatan.

Kedua Naga itu sangat menyanyangi putri pungut mereka. Bahkan, Naga betina selalu memeluk putri kecil dalam cengkeramnya agar tidak hilang. Sang Putri kecil, setelah sadar dari pingsannya, menangis sejadi-jadinya begitu melihat sosok Naga aneh dan menyeramkan. Si Putri kecil Ia takut. Diapun terus menangis sekuat-kuatnya. Naga betina pusing memikirkan tangisan putri itu. Terpaksa dia menggunakan kesaktiannya untuk menenangkan si Putri agar tak mengeluarkan air mata lagi.
Putri ini diberi nama Putri Bungsu. Mereka sangat mengasihi putri ini. Bahkan Naga Jantan menciptakan tempat bermain nan indah di gunung itu. Semua buah-buahan dan minuman tersedia disana. Semua itu dilakukan agar Putri Bungsu betah tinggal bersama mereka. ”Putri inilah yang kemudian disebut Putri Naga,”.

Waktu terus bergulir. Putri Bungsu merangkak remaja. Dia menetap bersama naga disebuah gua yang dalam. Suatu hari, sang Putri Bungsu secara tak sengaja mendengar obrolan sepasang Naga. Dari luar gua dia terus menyimak percakapan itu. Dia tersentak. Sadar, bahwa dirinya bukan keturunan naga. Dia memiliki orang tua yang juga berasal dari bangsa manusia. Niat untuk melarikan diripun muncul dalam benaknya. Putri Bungsu tidak gegabah. Dia bersabar untuk menemukan waktu yang tepat melarikan diri dari gunung itu. Dia takut akan kesaktian kedua naga tersebut.
Waktu yang dinantikanpun tiba. Dari atas gunung, Putri Bungsu melihat sebuah kapal berlayar dibawah kaki gunung itu. Gunung ini memang tepat berada di depan laut. Naga Jantan kala itu sedang tertidur dipinggir laut. Perlahan dia mengangkat kaki, sedikit menjinjing agar langkahnya tidak didengar Naga Jantan.
Perahu layar semakin dekat. Dia bimbang. Teringat akan kesaktian naga tersebut. Jarak Naga Jantan beristirahat dengan laut sangat dekat. Khawatir ketahuan, diapun mengurungkan niat untuk kabur dari gunung itu.
Siang-malam Putri nan cantik jelita itu mencari akal. Ide cemerlangpun muncul dikepalanya. Satu dia mengajak pasangan Naga berjalan-jalan menyusuri pantai di pulau itu. Naga kelelahan dan tertidur pulas. Putri Bungsu tak menyianyiakan kesempatan emas itu. Kakinya diseret ke atas sebuah bukit kecil yang dekat dengan laut. Agar dia bisa melihat perahu yang melintas. Jarang sekali perahu yang mahu mendekat ke pulau itu. Namun hari itu keberuntungan Putri Naga. Sebuah perahu kecil merapat. Dia melambaikan tangan. Awak perahu ada yang menyapanya.
Putri bungsu naik ke atas kapal dan ikut bersama awak kapal itu. Naga yang baru terbangun dari tidur, terkejut setengah mati. Putri kesanyangannya telah pergi. Dalam benaknya, Naga berujar, pasti perahu itu yang melarikan putriku. Dia mengejar perahu yang berjalan sangat pelan itu.

Lalu apa hubungan Putri Bungsu, Naga dan Tuan Tapa? sabar…. saya akan lanjutkan ya..

Sepasang Naga itu mengejar perahu tersebut. Sementara itu, di Gua Kalam, tidak jauh dari bukit itu, seorang manusia sedang bertapa. Dia tersentak dari pertapaanya. Seakan dia sadar akan ada bencana besar dibumi. Inilah Tuan Tapa. Dia keluar dari gua tersebut. Lalu menatap ke laut lepas. Terlihat sepasang Naga dengan kemarahan puncak sedang mengejar sebuah perahu nelayan. Tuan Tapa terkenal dengan tongkat saktinya.
Dihadangnya Naga yang sedang mengejar perahu. Perkelahian hebatpun tak dapat dihindarkan. Dari mulut kedua Naga menyemburkan api. Tuan Tapa menghela tongkatnya hingga mengeluarkan air deras dan memadamkan api Naga. Tak mau kalah, sang Naga jantan pun mengeluarkan ribuan anak panah berapi yang diarahkan ke Tuan Tapa. Tuan Tapa bisa menghindari serangan itu. Tak ketinggalan, Naga betina juga mengeluarkan pisau-pisau beracun yang juga berhasil dielakkan Tuan Tapa.
Karena terus-menerus mengeluarkan kekuatannya, kesaktian kedua Naga mulai berkurang. Kesempatan itu dimanfaatkan Tuan Tapa untuk menyerang lebih dahsyat. Dengan tongkat sakti miliknya, Tuan Tapa mengayunkan benda panjang itu ke arah dua Naga. Naga betina, mencoba menghindar dengan cara melarikan diri menjauhi Tuan Tapa. Saat lari kencang tak tahu arah itulah sang Naga betina menabrak sebuah pulau hingga terbelah pulau. Pulau terbelah ini kemudian oleh masyarakat Aceh Selatan disebut sebagai Pulau Dua, di Kecamatan Tapaktuan Aceh Selatan

Sementara Tuan Tapa mengejar sang Naga jantan yang sudah terluka akibat serangan ‘tongkat sakti’. Tuan Tapa memukul tongkat saktinya bertubi-tubi ke tubuh Naga jantan hingga hancur berkeping-keping dan jatuh terjerembab ke tanah. Tubuh Naga jantan hancur berserakan dan darah berceceran yang menyebar memerahkan tanah, bebatuan dan lautan.
Saat ini bekas tempat ceceran darah Naga itu kini masih terlihat berupa tanah dan batu yang memerah. Kini disebut dengan Tanah Merah ( Batu Mirah ). Sedangkan hati sang Naga, yang pecah dan terlempar menjadi beberapa bagian akibat pukulan tongkat sakti Tuan Tapa, peninggalannya hingga sekarang masih terlihat berupa batu-batu berwarna hitam berbentuk hati. Daerah ini kemudian diberi nama Desa Batu Hitam, masih dikecamatan yang sama.
Sementara di tempat pertempuran Naga dan Tuan Tapa, masih meninggalkan jejak berupa tongkat. Tongkat mirip baru itu, dipercayai sebagai tongkat Tuan Tapa.
Bagaimana nasib sang Putri? Sang Putri akhirnya kembali hidup normal layaknya manusia dan hidup bahagia bersama kedua orangtuanya. Putri Bungsu kemudian mendapat julukan sebagai ‘Putri Naga’.”

Dan Lagenda ini telah diperkuat dengan subuah bukti yang telah ditinggalkan oleh Si Tuan Tapa berupa Tongkat dan Topinya yang berapa di tengah laut Tapaktuan dan hanya bisa di lihat dari sebuah gunung yang bernama Gunung Lampu menjelang senja hari saja. Kemudian sebuah Tapak kaki dan makam Tuan Tapa yang ukurannya wowww,,, that is so big,,, .

Begitulah sedikit cerita tentang Legenda Kota Tapaktuan. Karena kisah ini pula, orang menyebutkan Aceh Selatan sebagai Kota Naga. Bahkan, jika memasuki kota Tapaktuan pemerintah Daerah Aceh Selatan mengukir gambar naga tepat di dinding pinggir jalan. Sekitar seratus meter dari arah timur kantor Bupati Aceh Selatan.

Misteri Rumoh Geudong

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj16THpVZ-ZeTIXQpu1SPD51G_1jGU4S2pzTpQTpv70rsMJnrM2LXut3gyV5mslgrQfUOIwwNd8vIZOiw__ht0nxOuKWZmV4VJ2nvdpr5cz1qg2pmz67D1s-TbLlapqyhXLl-xlwthW2Wc/s1600/Rumoh+Geudong.JPG 
Oke, Dari Medan kita langsung pergi ke Aceh. Kali ini saya akan membahas tentang Rumoh Geudong, yupp... Diantara sederet kisah luka di Aceh, Rumoh Geudong memiliki sejarah tersindiri disini, di Aceh ini. Ditengah isu politik pada masa akan dicabutnya Daerah Operasi Militer (DOM) pada tanggal 7 Agustus 1999 saat jendral Wiranto menjabat, semakin terbuka peluang atas pengungkapan berbagi kasus kejahatan HAM yang terjadi di Aceh.

Letak Rumoh Geudong adalah di desa Billie Aron, Kec. Gelumpang tiga, Kab. Bidie atau berjarak 125 km dari pusat kota banda aceh.  Menurut alkisah dari penuturan ahli waris Rumoh Geudong ini dibangun pada tahun 1818 oleh Ampon Raja Lamkuta, putera seorang hulubalang yang tinggal di Rumoh Raya sekitar 200 meter dari Rumoh Geudong. Pada masa penjajahan oleh Belanda, rumah tersebut sering digunakan sebagai tempat pengatur strategi perang yang diprakarsai oleh Raja Lamkuta bersama rekan-rekan perjuangannya.

Namun, Raja Lamkuta akhirnya tertembak dan syahid saat digelarkan aski kepung yang dilakukan oleh tentara marsose di Pulo Syahi, Keumala berkat adanya informasi yang di dapat dari informan (cuak, dalam bahasa Aceh). Jasadnya Raja Lamkuta dikuburkan dipemakaman raja-raja di Desa Aron yang tidak jauh dari Rumoh Geudong.

Tidak berhenti begitu saja perjuangan Raja Lamkuta, adiknya Teuku Cut Ahmad akhirnya mengambil alih lagi ketika baru berusia 15 tahun untuk memimpin perjuangan terhadap Belanda, namun beliau juga syahid ditembak oleh Belanda yang mengepung Rumoh Geudong.

Pada masa-masa berikutnya, Rumoh Geudong ditempati secara berturut-turut oleh Teuku Keujren Rahman, Teuku Keujren Husein, Teuku Keujren Gade. Selanjutnya pada masa Jepang masuk dan menjajah Indonesia hingga merdeka, rumah tersebut ditempati oleh Teuku Raja Umar (Keujren Umar) anak dari Teuku Keujren Husein. Setelah Teuku Raja Umar meninggal, rumah ini ditempati anaknya Teuku Muhammad.

Pengurusan Rumoh Geudong sekaran ini dipercayakan kepada Cut Maidawati anaknya dari Teuku A. Rahman. Teuku A. Rahman mewarisi rumah tersebut berdasarkan musyawarah keluarga, dari ayahnya yang bernama Teuku Ahmad alias Ampon Muda yang merupakan anak Teuku Keujren Gade. Laksana Peti Mati

Sebelum Rumoh Geudong digunakan sebagai pos militer (Pos Sattis) sejak April 1990. Masih menurut ahli waris, penempatan sejumlah personal aparat militer pada saat itu hanya sementara, tanpa sepengetahuan pemiliknya. Sebenarnya pemilik Rumoh Geudong merasa keberatan, namun para anggota Kopassus yang terlanjur menjadikan rumah tersebut menjadi pos militer sekaligus “rumah tahanan” dan tidak mau pindah lagi. Baru pada tahun 1996, dibuatlah sebuah surat pinjam pakai rumah yang ditandatangani Muspika setempa, tetapi sayang tanpa ada tanda tangan pemilik rumah. Rumah ini juga terkenal angker karena dihuni oleh makhlus halus, sehingga para anggota aparat yang bertempat disitu sering diganggu.

Memang ikhwal adanya sebuah peti mati yang berisikan kain kafan berlumuran darah di Rumoh Geudong cukup membuat mistis para penghuninya. Dari peti mati inilah sering keluar makhlus halus yang berwujud harimau. Menurut penuturan dari pemilik rumah ini, kain kafan yang berlumuran darah dalam peti tersebut merupakan milik nenek dari hulubalang pemilik Rumoh Geudong yang meninggal dunia karena diperlakukan secara kejam oleh Belanda.

 Ada gangguan yang memang dirasakan oleh para aparat di tempat itu, misalnya aparat yang beragama non muslim yang tidur di rumah atas (rumah Aceh), secara tiba-tiba ‘diturunkan’ ke rumah bawah. Pada tahun 1992, sempat terjadi juga penembakan yang dilakukan oleh seorang anggota Kopassus yang menembak mati temannya sendiri karena ia bermimpi didatangi harimau yang menyuruhnya menembak temannya itu.

Karena beberapa peristiwa ini sering mengganggu, aparat militer hanya bertahan beberapa bulan saja di Rumoh Geudong di Desa Bilie Aron dan kemudian terpaksa pindah ke Desa Amud. Namun, karena alasan kurang strategis untuk sebuah pos operasi militer, anggota Kopassus memindahkan lagi posnya dari Amud ke Rumoh Geudong dengan meminta bantuan seorang ulama terkenal, Abu Kuta Krueng untuk memindahkan makhlus halus yang sering menghantui mereka yang berada di dalam peti mati melalui sebuah acara ritual kenduri (hajatan kecil).

Sebelum Ditarik Kopassus Masih Menculik

Selasa 18 agustus 1998, Dua anggota Kopassus masih mencoba menculik keluarga salah seorang korban di Desa Nibong, Ujong Rimba, Kecamatan Mutiara, kendati pasukannya sudah akan ditarik dari Pidie ke Lhokseumawe. Korban penculikan itu adalah keluarga Mohammad Yunus Ahmad, korban penculikan, 28 Maret 1998 lalu yang hingga kini belum kembali. Rumah Yunus di Desa Nibong, didatangi dua anggota Koppasus yang mengendarai mobil Toyota Kijang bernomor polisi BK 1655 LR.

Kopassus semula hendak mengangkut istri Yunus, Ny Zaubaidah Cut (37 tahun). Zaubaidah kebetulan tak ada di rumah. Karena kecewa, Kopassus yang dari Pos Sattis Bilie Aron itu, mengambil ibu Ny. Zaubidah dan seorang anak Yunus yang masih berusia 15 tahun. Karena belum berhasil membawa Ny Zaubaidah, dua anggota Kopassus itu memarkir mobilnya di simpang jalan Blang Malu menunggu kedatangan Ny Zaubaidah.

Penduduk yang mengetahui penculikan ibu, anak dan rencana penculikan Ny Zubaidah, menunggu Ny Zaubaidah di persimpangan lainnya dan mencegat perempuan itu pulang ke rumah. Penduduk kemudian membawa Ny Zaubaidah ke Sub Den-POM, Sigli. Kepala Sub Detasemen Polisi Militer (POM) Sigli Lettu CPM Hartoyo, menelepon Koramil Mutiara agar mobil Kijang Kopassus itu ditahan.

Dua anggota Koramil Mutiara dengan sepeda motor menahan dua anggota Kopassus itu. Petugas Koramil itu kemudian menggiring mobil Kijang Kopassus hingga ke Markas Koramil Mutiara. Namun, sebelum petugas POM datang ke Koramil Mutiara, kedua angota Kopassus sudah kabur. "Saya akan cari mereka itu. Saya belum tahu namanya. Bisa jadi mereka oknum, atau cuak-cuak itu," kata Hartoyo.***

Tak Ada Lagi Jerit Kesakitan Di Rumoh Geudong

Warga sekitar Rumoh Geudong (rumah gedung), markas Kopassus yang dipakai sebagai tempat penahanan dan penyiksaan terhadap masyarakat Aceh, tidak lagi mendengar teriakan kesakitan dan menyaksikan penyiksaan yang dilakukan Kopassus. Perasaan lega masyarakat itu muncul seiring ditariknya pasukan ABRI dari seluruh wilayah Aceh.

"Kami sudah tak sanggup lagi mendengar dan menyaksikan orang-orang disiksa di Rumoh Geudong itu. Kalau malam, tidur kami sering terganggu karena mendengar jeritan-jeritan orang yang disiksa. Atau mendengar lagu-lagu dari tape yang diputar keras-keras waktu penyiksaan," kata seorang warga Desa Aron, tempat marksa Kopassus itu berada. Kepergian Kopassus dari Aron disambut gembira masyarakat sekitar. Namun begitu, pemilik Rumoh Geudong mengeluh. Kopassus meninggalkan tagihan jutaan rupiah untuk rekening telepon.

"Mereka suruh kami menagih pembayarannya sama bupati," kata pemilik rumah itu. Selama operasi Jaring Merah dilancarkan di wilayah itu, Pemda Pidie sudah cukup banyak mengeluarkan dana untuk biaya operasional Kopassus. Dana yang sebenarnya milik rakyat Pidie itu dipakai Kopassus untuk membayar rekening telepon, listrik, sewa rumah, kendaraan, dan sebagainya. "Tragisnya dana milik rakyat itu dipakai Kopassus untuk membunuh, menyiksa dan memperkosa rakyat," ujar seorang warga. ***


Berakhirnya Tanda Luka

Pos Sattis atau lebih dikenal dengan Rumoh Geudong menjadi ‘neraka’ bagi masyrakat Pidie. Meledaknya pengungkapan kejahatan kemanusiaan di rumah yang mempunyai luas tanah 150 x 80 meter yang tidak jauh dari jalan raya Banda Aceh - Medan sungguh telah mengores luka berat. Tidak hanya masyarakat di luar Aceh, bahkan bagi masyarakat Aceh pun kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh aparat negara (Pa’i, -istilah TNI/Polri bagi rakyat Aceh) telah melampaui akal sehat mereka.

Menurut keterangan masyarakat setempat, sejak Maret 1998 sampai DOM dicabut pada tanggal 7 Agustus 1998 (sekitar lima bulan, sebelum rumah itu dibakar massa), Rumoh Geudong telah dijadikan tempat tahanan sekitar lebih dari 50 orang laki-laki dan perempuan yang dituduh terlibat dalam Gerakan Pengacau Keamana-Aceh Merdeka (GPK-AM). Namun, dari penuturan seorang korban, ketika korban yang sempat ditahan di Pos Sattis selama tiga bulan, dia telah menyaksikan 78 orang dibawa ke pos dan mengalami penyiksaan-penyiksaan. Jadi, bisa diperkirakan berapa banyak masyarakat Aceh yang telah disiksa atau pun dieksekusi di tempat ini jika kembali dihitung mulai tahun 1990 sejak pertama kali Pos Sattis digunakan sampai tahun 1998.

Saat Tim Komnas HAM melakukan penyisiran dan penyelidikan ke Rumoh Geudong, tim juga menemukan berbagai barang bukti seperti kabel-kabel listrik, balok kayu berukuran 70 cm yang sebagian telah remuk serta bercak-bercak darah pada dinding-dinding rumah.

Selain itu, tim juga melakukan penyisiran dengan penggalian tanah di halaman Rumoh Geudong yang diduga dijadikan tempat sebagai tempat kuburan massal. Setelah dilakukan penggalian, tim hanya menemukan tulang jari, tangan, rambut kepala dan tulang kaki serta serpihan-serpihan tulang lainnya dari kerangka manusia.

Bagi masyarakat Aceh, kebencian terhadap Rumoh Geudong menjadikan mereka sangat mudah disulut provokasi oknum-oknum yang punya kepentingan untuk memusnahkan bukti kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM yang pernah dterjadi di rumah itu.

Tepat tanggal 12 Agustus 1998, sekitar 30 menit setelah Tim Komnas HAM yang dipimpin oleh Baharudin Lopa meninggalkan lokasi rumah tersebut dalam rangka mencari bukti-bukti kebenaran, akhirnya dibakar oleh massa. Tentu hal ini sangat disayangkan, karena telah hilangnya bukti penanda sejarah atau monumen historis adanya kekejaman dan kejahatan kemanusiaan yang telah terjadi di tempat ini.

Namun, lain lagi menurut ahli waris Rumoh Geudong. Pembakaran rumah tersebut ternyata sejak tahun 1945, pernah dicoba baka oleh sekelompok orang, lagi-lagi hasil itu gagal karena tiba-tiba muncul tiga ekor harimau dari rumah dan menyerang para pelakunya. Dan entah kenapa setelah dijadikan sebagai Pos Sattis oleh aparat, Rumoh Geudong malah justru dapat dibakar.

Menurut penuturan terakhir dari ahli waris, Teuku Djakfar Ahmad: “Mungkin Rumoh Geudong itu sendiri yang ‘minta dibakar’, karena tak ingin sejarahnya ternoda. Kalau dibikin monumen, mungkin orang hanya ingat Rumoh Geudong sebagai tempat pembantaian. Sedangkan sejarah perjuangannnya bisa-bisa dilupakan orang.”

Inilah kisah tragis Rumoh Geudong, pada masa Belanda dan Jepang, rumah besar ini justru menjadi pusat perjuangan membela agama dan merebut kemerdekaan Indonesia. Semoga kisah ini menjadi sebuah sejarah yang tidak pernah dilupakan oleh rakyat Aceh, kenangan yang telah membekas menjadi satu pelajaran yang bisa diambil untuk anak cucu nantinya.

Selasa, 03 Desember 2013

Kota Wisata Berastagi

http://www.sumatra-indonesia.com/berastagi.jpg 

Masih membahas tentang Medan tentunya, dan sekarang kita bahas tentang BERASTAGI. Brastagi terletak di kabupaten Karo. Secara geografis, kota ini berada di dataran tinggi atau sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut (dpl) yang mana masih satu kawasan dengan deretan panjang Bukit Barisan. Kota yang sehari-hari bersuhu udara antara 17 hingga 19 derajat celcius ini terletak sekitar 10 km dari Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo, ke arah utara. Sementara, jika dari ibukota Provinsi Sumatra Utara, Medan, Kota Berastagi terletak 78 km di sebelah selatannya. Dan, dari Medan, Kota Berastagi yang berada di dataran tinggi nampak diapit oleh dua gunung aktif, yakni Gunung Sibayak (2.100 meter dpl) dan Gunung Sinabung (2.400 meter dpl).
Tak hanya suhu udara yang sejuk dan kondisi tanah yang subur, kota ini ternyata menyimpan banyak kisah sejak masa kolonial Hindia Belanda di awal abad ke-20. Kemunculan kota ini sebagai kota yang terkenal produktif dalam menghasilkan banyak sayur dan buah dipengaruhi oleh kebijakan kolonialisme Belanda. Ketika itu, yakni sekitar tahun 1920, Berastagi merupakan sentra perkebunan di Sumatra Utara yang dikelola pihak Belanda. Dari kota inilah, suplai sayur-mayur dan buah-buahan di kota Medan atau kota-kota besar lainnya di Pulau Sumatra bagian utara dapat terpenuhi.
Secara kasat mata, Kota Berastagi merupakan sebuah kota yang ramai para penjaja buah-buahan serta sayur-mayur di sepanjang jalan kotanya. Buah-buahan dan sayur-mayur yang ditawarkan ini merupakan hasil bumi tanah Berastagi. Buah markisa dan jeruk menjadi komoditi andalan dari kota ini. Darinya, muncul sebutan untuk Kota Berastagi sebagai Kota Markisa dan Jeruk Manis. Buah markisa tersebut biasanya diolah untuk dijadikan sirup, dan tentu saja oleh-oleh khas Sumatra Utara.

Di samping itu, Kota Berastagi juga terkenal dengan berbagai ragam tanaman hiasnya dan beberapa festival rutin yang digelar setiap tahunnya, seperti pesta bunga dan buah serta festival kebudayaan. Seperti halnya event festival bunga tahunan di Kota Tomohon Sulawesi Utara, Berastagi pun memiliki perhelatan yang diselenggarakan setiap tahunnya, yakni Pesta Bunga dan Buah. Kemudian, ada pula Pesta Mejuah-juah yang merupakan festival kebudayaan tradisional tahunan. Acara semacam upacara adat ini dilaksanakan sebagai ajang berkumpulnya kembali Orang Karo dari perantuan untuk menjalin silaturahmi dengan para kerabat yang ditinggalkan (www.karokab.go.id). Selebihnya, Pesta Mejuah-juah berfungsi untuk mengingatkan kembali bahwa masyarakat Karo memiliki tradisi merantau sejak dahulu. Hal-hal itulah yang membuat potensi wisata Kota Berastagi kaya.
Mengunjungi kawasan Kota Berastagi memiliki banyak keuntungan. Keunggulan berwisata di Berastagi tidak hanya ketika Anda telah sampai lokasi, melainkan sejak dalam perjalanan menuju ke tempat ini. Keistimewaan ini disebabkan oleh banyaknya jalan alternatif untuk mencapai Tanah Karo. Dan, berbagai jalan alternatif tersebut menawarkan pengalaman wisatanya masing-masing. Jika Anda berangkat dari Medan, yang berjarak sekitar 78 km dengan Berastagi, Anda dapat mengambil jalur Sembahe yang merupakan salah satu lintasan jalan raya Medan-Berastagi. Dalam 45 menit perjalanan menuju Berastagi dengan kendaraan bermotor dari Medan atau sekitar 15 menit perjalanan dari Sembahe, Anda akan melintasi Sibolangit.

 Di sepanjang jalan di Sibolangit yang membelah pegunungan Bukit Barisan itu, dapat Anda saksikan indahnya hutan wisata yang semula hanya berupa jajaran kebun di lereng pegunungan Bukit Barisan. Cuaca di Sibolangit sungguh sejuk. Nampak di sana, jalan-jalan kecil yang berguna sebagai pos pemberhentian sementara bagi para turis lokal maupun mancanegara. Di sepanjang jalan ini, Anda juga dapat menemukan pondok-pondok durian yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat rehat sejenak sambil menikmati durian khas Sumatra Utara. Tak jauh dari Sibolangit, lanjutkan perjalanan Anda dan mampir berendam di Lau Debuk-debuk. Lau Debuk-debuk merupakan pemandian air panas alami yang mengandung belerang dan pas untuk memanjakan tubuh Anda yang sedang lelah. Awal perjalanan ke Berastagi yang menarik, bukan?

"Daripada baca tulisan ini mendingan langsung kesana aja"

Istana Maimun

    Hey, Kita bertemu lagi dan saat ini kita masih membahas tentang Medan. Yeah, Sekarang saya akan membahas tentang Istana Maimun yang berada di Medan yang masih berkaitan dengan postingan saya yang sebelumnya, "Putri Hijau" dan yang juga masih berkaitan tentang postingan sebelum ini "Kesultanan Deli". Istana Maimun diberikan warna kuning yang merupakan warna kebesaran Melayu. Istana ini selesai dibangun pada 25 Agustus 1888 M, di masa kekuasaan Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan.

 Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu tertentu di Istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional (tentunya MELAYU). Biasanya pertunjukan itu diselenggarakan untuk memeriahkan pesta perkawinan dan sukacita. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara rawatib.

Bagi para pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan "MERIAM PUNTUNG".

Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.

Mau tau lokasinya...? Lokasinya ada di jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kel. Sukaraja, Kec. Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara.   Luas istana lebih kurang 2.772 m, dengan halaman yang luasnya mencapai 4 hektar. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m. dan tinggi bangunan mencapai 14,14 m. Bangunan istana bertingkat dua, ditopang oleh tiang kayu dan batu.

Kesultanan Deli

http://www.wego.co.id/berita/wp-content/uploads/2012/10/istanamaimun2_0.jpeg 

Oke, sekarang untuk yang dipostingan yang satu ini kita akan jalan-jalan di negeri sendiri, yaitu Indonesia. Yuph, bagi Orang Indonesia siapa sih orang indonesia yang gak kenal Indonesia? Pastinya bodoh banget tuh orang karena gak kenal negaranya sendiri... Oke Postingan ini kita akan membahas kerajaan Deli yang letaknya di daerah Sumatera Utara, Medan.

Sejarahnya itu, di Melayu mempunyai dua kerajaan atau kesultanan yang terkenal, Kesultanan Deli dan kesultanan Serdang Kesultanan yang pertama kali berdiri adalah Deli. Dalam perkembangannya, kemudian terjadi friksi dan konflik internal antara keluarga raja dalam kesultanan Deli tersebut. Akibatnya, muncul kemudian kesultanan baru yang memisahkan diri dari Deli, yaitu Serdang. Berdasarkan garis asal-usul ini, maka sebenarnya kedua kerajaan ini pada awalnya adalah satu, dan Serdang tak lebih dari pecahan Kesultanan Deli.

Sejarah berdirinya kesultanan Deli bisa dirunut dari Kerajaan Aceh. Menurut riwayat, seorang Laksamana dari Kerajaan Aceh bernama Sri Paduka Gocah Pahlawan, bergelar Laksamana Khoja Bintan, bersama pasukannya pergi memerangi Kerajaan Haru di Sumatera Timur pada tahun 1612 M. dan berhasil menaklukkan kerajaan ini. Pada tahun 1630, ia kembali bersama pasukannya untuk melumpuhkan sisa-sisa kekuatan Haru di Deli Tua. Setelah seluruh kekuasaan Haru berhasil dilumpuhkan, Gocah Pahlawan kemudian menjadi penguasa daerah taklukan tersebut sebagai wakil resmi Kerajaan Aceh, dengan wilayah membentang dari Tamiang hingga Rokan. Dalam perkembangannya, atas bantuan Kerajaan Aceh, Gocah Pahlawan berhasil memperkuat kedudukannya di Sumatera Timur dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang ada di daerah tersebut.

Gocah Pahlawan menikah dengan adik Raja Urung (negeri) Sunggal yang bernama Puteri Nang Baluan Beru Surbakti. Sunggal merupakan sebuah daerah Batak Karo yang sudah masuk Melayu (sudah masuk Islam). Di daerah tersebut, ada empat Raja Urung Batak Karo yang sudah masuk Islam. Kemudian, empat Raja Urung Raja Batak tersebut mengangkat Laksamana Gocah Pahlawan sebagai raja di Deli pada tahun 1630 M. Dengan peristiwa itu, Kerajaan Deli telah resmi berdiri, dan Laksamana Gocah Pahlawan menjadi Raja Deli pertama. Dalam proses penobatan Raja Deli tersebut, Raja Urung Sunggal bertugas selaku Ulon Janji, yaitu mengucapkan taat setia dari Orang-Orang Besar dan rakyat kepada raja. Kemudian, terbentuk pula Lembaga Datuk Berempat, dan Raja Urung Sunggal merupakan salah seorang anggota Lembaga Datuk Berempat tersebut. Pada tahun 1669, Deli memisahkan diri dari Kerajaan Aceh, memanfaatkan situasi Aceh yang sedang melemah karena dipimpin oleh raja perempuan, Ratu Taj al-Alam Tsafiah al-Din. Setelah Gocah Pahalwan meninggal dunia, ia digantikan oleh anaknya, Tuanku Panglima Perunggit yang bergelar “Kejeruan Padang”. Tuanku Panglima Perunggit memerintah hingga tahun 1700 M.

Dalam perkembangannya, pada tahun 1723 M terjadi kemelut ketika Tuanku Panglima Paderap, Raja Deli ke-3 mangkat. Kemelut ini terjadi karena putera tertua Raja yang seharusnya menggantikannya memiliki cacat di matanya, sehingga tidak bisa menjadi raja. Putera nomor 2, Tuanku Pasutan yang sangat berambisi menjadi raja kemudian mengambil alih tahta dan mengusir adiknya, Tuanku Umar bersama ibundanya Permaisuri Tuanku Puan Sampali ke wilayah Serdang.

Menurut adat Melayu, sebenarnya Tuanku Umar yang seharusnya menggantikan ayahnya menjadi Raja Deli, karena ia putera garaha (permaisuri), sementara Tuanku Pasutan hanya dari selir. Tetapi, karena masih di bawah umur, Tuanku Umar akhirnya tersingkir dari Deli. Untuk menghindari agar tidak terjadi perang saudara, maka 2 Orang Besar Deli, yaitu Raja Urung Sunggal dan Raja Urung Senembal, bersama seorang Raja Urung Batak Timur di wilayah Serdang bagian hulu (Tanjong Merawa), dan seorang pembesar dari Aceh (Kejeruan Lumu), lalu merajakan Tuanku Umar sebagai Raja Serdang pertama tahun 1723 M. Sejak saat itu, berdiri Kerajaan Serdang sebagai pecahan dari Kerajaan Deli. Demikianlah, akhirnya Kesultanan Deli terpecah menjadi dua: Deli dan Serdang.

Pada tahun 1780, Deli kembali berada dalam kekuasaan Aceh. Tidak banyak catatan yang menjelaskan situasi dan kondisi Deli selama lepas dari kekuasaan Aceh. Ketika Sultan Osman Perkasa Alam naik tahta pada tahun 1825, Kesultanan Deli kembali menguat dan melepaskan diri untuk kedua kalinya dari kekuasaan Aceh. Negeri-negri kecil sekitarnya seperti Buluh Cina, Sunggal, Langkat dan Suka Piring ditaklukkan dan menjadi wilayah Deli. Namun, independensi Deli dari Aceh tidak berlangsung lama, pada tahun 1854, Deli kembali ditaklukkan oleh Aceh, dan Raja Osman Perkasa Alam diangkat sebagai wakil kerajaan Aceh. Setelah Raja Osman meninggal dunia pada tahun 1858, ia digantikan oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam yang memerintah dari tahun 1861 hingga 1873. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud ini, ekspedisi Belanda I yang dipimpin oleh Netcher datang ke Deli. 

 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
|"Segini saja dulu ya...? Untuk informasi lainnya seperti  raja yang berkuasa atau wilayah kalian bisa| |cari sendiri kan?"                                                                                                                                    |
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Bahaya duduk terlalu lama?

BEKERJA di belakang meja sepertinya lebih aman ketimbang harus berjibaku di lapangan atau proyek konstruksi. Namun jangan salah! Kerja di kantor yang nyaman dengan duduk berlama-lama di depan komputer atau laptop bisa membunuh Anda pelan-pelan.

Hal yang paling diwaspadai dari dampak pola kerja sedentari atau kurang aktif ini adalah meningkatnya kemungkinan mengalami risiko pembekuan pembuluh vena dalam (Deep Vein Thrombosis/DVT) hingga dua kali lipat.

Professor Richard Beasley dari Wellington Hospital di Selandia Baru seperti dilansir The Sun, menyatakan bahwa ancaman bahaya akan menghampiri Anda bila kerja delapan jam tiap hari dengan hanya berkutat di sekitar meja, atau menghabiskan tiga jam berturut-turut dengan sekedar duduk mengoperasikan laptop.

Kasus DVT biasanya sering dikaitkan dengan penerbangan jarah jauh yang memerlukan waktu berjam-jam. Pembekuan darah terjadi di pembuluh vena dan biasanya pada bagian betis. Jika pembekuan ini tidak dicairkan dengan obat pengencer darah, biasanya akan pecah dan terbawa ke paru-paru dan berujung pada emboli paru-paru yang mematikan.

Beasley menganjurkan pekerja kantoran untuk melakukan rutin melakukan peregangan otot untuk mempertahankan kelancaran aliran darah. Sebuah riset di Italia pun mengindikasikan peregangan dan relaksasi menurunkan kasus sakit kepala para karyawan hingga 40 persen.

Risiko lain yang mengintai para pekerja kantoran adalah bakteri dan virus mematikan yang berada di tempat kerja. Permukaan dan sela-sela keyboard komputer bisa menjadi sumber penyakit karena menyimpan kuman berbahaya yang jumlahnya bahkan mungkin melebihi kloset di kamar mandi Anda.

Sebuah penelitian di Inggris belum lama ini melaporkan beberapa keyboard di sebuah perkantoran LIMA KALI menyimpan lebih banyak jumlah kuman ketimbang sebuah kamar kecil. Penelitian ini diungkap seorang ahli yang disewa oleh Majalah Which?Computing di mana mereka ditemukan beragam jenis bakteri berbahaya seperti Escherichia coli, coliform, staphylococcus aureus, yang menyebabkan beragam infeksi mulai dari masalah diare kulit hingga radang paru-paru atau pneumonia.

Bakteri juga tidak hanya sembunyi di keyboard, namun juga pada meja, telepon dan alat lain. Peneliti dari University Of Arizona menyatakan keyboard masih cukup bersih ketimbang kursi yang duduki. Para ahli Mikrobiologi menemukan sebuah kursi bisa menyimpan 10 juga mikroba, sedangkan rata-rata sebuah kantor bisa menyimpan 20.000 mikroba pada setiap permukaan 1 inci persegi. Begitu banyaknya jumlah mikroba ini tentu tidak terlepas dari kebiasaan buruk karyawan dalam memperlakukan tempat kerja.

Sindrom Mata
Selain pembekuan darah dan mikroba, ancaman lainnya adalah sindrom mata akibat komputer yang baru-baru ini diperingatkan American Optometric Association. Gejala sindrom ini adalah mata perih, sensitif terhadap cahaya, nyeri di leher dan punggung.

Dr Kent Daum, dari Illinois College Of Optometry di Chicago mengatakan: “Bekerja di depan komputer membuat mata bekerja keras karena tuntutan pergerakan mata dan fokusing yang baik. Re-focusing menyebabkan stres pada otot mata yang bisa berakibat pada gangguan mata.

Kerusakan Paru-paru
Hal lain yang juga dicemaskan adalah bahaya Printer Lases terhadap kesehatan paru-paru karyawan. Peneliti dari Australia’s Queensland University Of Technology menemukan dampak alat ini mirip asap rokok. Satu dari tiga printer yang diteliti mengeluaran semacam partikel merugikan. Partikel ini bisa terhirup dan masuk paru-paru dan memicu masalah pernafasan.

Di samping laser printe, asap elektronik juga bisa menjadi ancaman. Tim ahli dari London’s Imperial College menyatakan medan listrik yang timbul dari alat-alat kantor bisa memicu sakit kepala dan masalah lainnya.

Salah satu peneliti, Keith Jamieson, menjelaskan : “Medan listrik punya pengaruh kuat terhadap udara. Itulah sebabnya di belakang monitor komputer selalu dikotori debu. Hal sama juga berlaku pada kulit dan paru-paru manusia . Ini dapat meningkatkan penyerapan racun yang harus dinetralisir tubuh, ” paparnya.

Yang terakhir, ancaman di tempat kerja adalah Sick Building Syndrome. Menurut WHO, gejalannya adalah iritasi pada mata , hidung dan tenggorokan, selain juga pusing dan sakit kepala. Hal ini dapat terjadi akibat buruknya ventilasi, tingginya temperatur dan buruknya pencahayaan.

Keseringan nonto film porno akan berakibat fatal pada otak.

http://web-images.chacha.com/images/Gallery/4548/best-new-features-of-windows-8-858127895-aug-29-2012-1-600x400.jpg 

Jika kalian telah kenal dekat dengan Internet kalian pasti tahu sisi buruknya dari Internet kan? Yuph, Internet juga memiliki sisi negative, bahkan hanya dengan mengetik di Google dengan asal-asalan kalian akan menemukan satu atau dua video atau gambar porno. Efek negative Porno sangatlah besar, gede apalagi dalam dunia pendidikan.

Apakah kalian percaya kalau Indonesia mendapati peringkat satu untuk.... PORNOGRAFI? Asal kaian kethui menonton video porno menimbulkan dampak negative. Peneliti ahli bedah syarah Amerika memberikan informasi, kecanduan Pornografi akan bernilai riil pada otak . Pornografi mengakibatkan kecanduan. Contohnya saat kalian buka salah satu situs porno yang baru kalian temui, maka kalian pasti akan sangat kangen dengan situs itu hingga membukanya lagi dan lagi dan lagi. Dan berikut ini adalah dampak akibat otak tertanam ribuan, jutaan, bahkan milyaran situs porno:

1. Mengakibatkan Otak bagian tengah depan (VTA) mengecil
2. Merusak sel otak yang menyebabkan perilaku dan kemapuan intelegensi ada gangguan
3. Akan lebih buruk dari kecanduan KOKAIN, (Kalian tau kokain kan?)

Nah, kalo yang ini akibat terlalu sering diem, mangkal, mejeng disitus porno terlalu lama:
1. Mata yang dipergunakan untuk melihat akan terus menatapinya dan tidak akan pernah puas.
2. Pikirannya selalu berhubungan dengan "S...E...X..." Contohnya pelajar saat ada guru menerangkan pelajar seringkali nonton menggunakan HP yang dilihat dari kolong meja (laci).
3. Wkatu dan uang dipergunakan dengan sia-sia, yang punya komputer sendiri hanya membuang waktu saja.
4. Kehilangan daya kerja.
5. Mendukung industri majalah porno berkembang.
6. Pengen nyoba deh.
7. Abis nyoba ternyata anak orang hamil, eh dia kabur deh.
8. Kabur lari keluar kota dan dicari-cari polisi, eh jadi buronan deh.
9. Jadi buronan dimana aja dicari, eh suatu saat ketangkep deh.
10. Ketangkep polisi setelah dicari-cari selama bertahun-tahun, eh dia masuk tv deh sebelum di penjara.
11. Dipenjara dia gak betah, eh dia kabur deh.
12. Kabur hidupnya luntangt-lantung gak jelas, eh dia jadi terroris deh.
13. Dicari lagi ama polisi, eh ketauan terus ditembakin deh.
14. Ditembak gak sempet ketolong, eh dia mati deh.
15. Mati, eh menguntungkan tukang gali kubur deh.
16. Di Akhirat masukin neraka deh, eh ada ibilis-iblisnya disana pada seneng deh, "Hore ada penghuni baru"

Manfaat tidur siang bagi kesehatan

http://1.bp.blogspot.com/-_cKWkyzXZbI/Ucy2h5OfhKI/AAAAAAACKYw/4XmW70waqNU/s650/Manusia.jpg 

Bertemu lagi di awal bulan desember ya... (maksudnya postingan pertama dibulan Desember ini). Yeah..., Kali ini saya akan memposting untuk yang pertama kali ditanggal tiga ini, dibulan desember ini, ditahun 2013 ini dan di waktu jam 4 sore ini yang juga merupakan post yang pertama dibulan desember yang akan memposting, "MANFAAT TIDUR SIANG BAGI KESEHATAN"

Tidur... Siapa sih manusia yang nggak pernah samasekali tertidur? Pasti semua pernahkan walau  hanya sekali saja? Yeah..., Tidur adalah aktivitas rutin yang dilakukan oleh setiap manusia (bahkan hewan juga) untuk mengistirahatkan pikiran dan tenaga mereka. Dan begitu mereka bangun kembali stamina mereka akan kembali pulih, semangat kembali. Yuph, seperti yang kita tau, malam adalah aktivitas yang tepat untuk tidur tapi banyak sebagian dari kita yang sering melakukannya pada siang hari atau lebih di kenal dengan tidur siang. Lalu, manfaat apa saja yang dapat kita peroleh dari tidur siang tersebut....????

Mungkin banyak yang tidak mengetahui kalau tidur siang mempunyai banyak manfaat, dan sekalipun ada yang tau itupun hanya sedikit orang yang mengetahui. Untuk itulah, perlunya tips kesehatan mengupas tentang berbagai manfaat tidur siang tersebut. Sehingga pembaca lebih memiliki informasi yang mungkin sangat berguna bagi kesehatan tubuh anda. Berikut ini manfaat luar biasa tidur siang bagi kesehatan kalian, inilah manfaatnya:


  1. Tidur siang ternyata mampu meningkatkan daya ingat otak anda. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 menemukan bahwa tidur siang dalam wakut 45 menit mampu meningkatkan daya ingat otak anda.
  2. Tidur siang ternyata mampu meningkatkan produktivitas kerja anda. Oleh karena itulah, bagi anda yang sering mengalami kecapekan tenaga dan pikiran setelah bekerja di sarankan untuk tidur siang agar produktivitas kerja anda meningkat.
  3. Tidur siang ternyata mampu mengobati insomnia atau gejala susah tidur. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 menegaskan bahwa tidur siang akan membuat penderita insomnia jadi lebih bugar. Ini dikarenakan total waktu istirahatnya jadi lebih panjang.
  4. Tidur siang ternyata membantu menurunkan tingkat stress yang anda miliki. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hormon stress secara dramatis akan mengalami penurunan setelah anda melakukan tidur siang bagi anda yang semalam tidurnya kurang begitu nyenyak dan lelap.
  5. Tidur siang ternyat mampu mencegah penyakit jantung. Jika anda melakukan tidur siang pendek selama 20-40 menit setiap hari akan mengurangi resiko penyakit jantung serta stroke. Sebuah penelitan yang dilakukan oleh orang Yunani menemukan bahwa orang yang setidaknya tidur siang selama 30 menit selama 3 kali sehari dalam waktu seminggu mampu menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler sebesar 37 persen. berdasarkan penelitan tersebut, tidur siang yang sehat yaitu antara pukul 1-3 siang selama tak lebih dari 45 menit. Karena jika lebih dari waktu tersebut akan menyebabkan kepala berat ketika anda terbangun. 
Kutipan: Yeah..., Seperti yang saya bilang hanya sedikit orang yang mengetahui manfaat tidur siang sehingga kalau ada orang yang tidur siang biasanya sering dibilang gini nih, "Ah..., Lo masih aja tidur siang kaya bocah" Orang yang berbicara tersebut berarti nggak punya otak.